KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Aneka Tambang Tbk (
ANTM) menjadi salah satu saham emiten tambang milik Negara yang punya prospek cerah. Hal ini tercermin dari kinerja ANTM per semester I 2021 yang mana pendapatan dan laba bersihnya kompak naik. ANTM membukukan pendapatan senilai Rp 17,27 triliun, naik 87% dari realisasi pendapatan di periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 9,23 triliun. Antam juga berhasil membukukan laba bersih Rp 1,16 triliun di semester I 2021, berbanding dari realisasi
bottomline pada periode yang sama tahun lalu dimana ANTM masih menderita kerugian bersih hingga Rp 159 miliar. Analis Mirae Asset Sekuritas Juan Harahap menilai, capaian laba bersih ANTM pada enam bulan pertama 2021 sejalan dengan perkiraan dan Konsensus, masing-masing sebesar 45,6% dan 50,3%.
Baca Juga: Kondisi ekonomi kuartal IV diramal membaik, analis rekomendasikan saham-saham ini Selain margin yang lebih baik dengan harga komoditas yang lebih tinggi, kinerja positif ini didukung oleh adanya keuntungan selisih kurs sebesar Rp 135 miliar. Selain itu, ada pula pendapatan pada entitas asosiasi sebesar Rp 241,8 miliar dan pendapatan lain-lain yang naik 140,9% menjadi Rp 53 miliar. Seiring dengan kinerja keuangan semester I 2021 yang masih sesuai dengan perkiraan, Mirae Asset mempertahankan asumsi kinerja keuangan ANTM tahun ini. Dus, Mirae Asset menyematkan rekomendasi beli saham ANTM dengan target harga yang tidak berubah, yakni di level Rp 3.250.
Baca Juga: Harga emas Antam naik Rp 1.000 menjadi Rp 924.000 per gram pada hari ini (4/10) “Rekomendasi ini didorong oleh margin yang lebih tinggi pada segmen emas terkait dengan peningkatan penjualan di pasar domestik, proyek potensial di Indonesia Battery Corporation (IBC), dan prospek positif industri nikel pada tahun ini,” tulis Juan dalam riset, Jumat (1/10). Tahun ini, Juan memproyeksikan ANTM akan membukukan pendapatan senilai Rp32,20 triliun dan akan naik menjadi Rp 33,41 triliun di tahun 2022. Emiten produsen nikel ini diperkirakan membukukan laba bersih Rp 2,54 triliun di 2021 dan akan naik menjadi Rp 3,27 triliun di tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli