Saham Aneka Tambang (ANTM) masih direkomendasikan buy, ini pertimbangannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek bisnis PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) diperkirakan masih menarik tahun ini. Hal ini seiring dengan ekspansi di segmen hilir dan juga prospek harga komoditas nikel yang menjadi andalan ANTM.

Analis Panin Sekuritas Juan Oktavianus menilai, terdapat potensi peningkatan pendapatan dari hilirisasi yang dilakukan ANTM.

Seiring dengan pembangunan proyek hilirisasi Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR), ANTM mendapatkan izin untuk melakukan aktivitas ekspor mineral logam untuk bijih bauksit sebesar 1,9 juta wet metric ton (wmt) di 2021. 


Ini melengkapi izin ekspor bijih bauksit ANTM, dimana di 2020 ANTM mencatatkan penjualan bijih bauksit sebesar 1,2 juta ton seiring dengan proyek hilirisasi pabrik chemical Grade Alumina (CGA) di Tayan.

Baca Juga: Antam (ANTM) hingga United Tractors (UNTR) siap tebar dividen, ini rekomendasi analis

ANTM juga menargetkan operasional bijih nikel yang agresif di 2021. Emiten pelat merah ini menargetkan peningkatan volume produksi bijih nikel di 2021 menjadi 8,44 juta wmt, atau naik 77,3% secara year-on-year (yoy).

Target volume penjualan bijih nikel di tahun ini juga meningkat 103,3% YoY menjadi 6,7 juta wmt, seiring dengan positifnya outlook pertumbuhan industri pengolahan dalam negeri.

 
ANTM Chart by TradingView

“Kami melihat target ini cukup realistis, mengingat permasalahan terkait dengan harga bijih nikel di domestik sudah teratasi,” tulis Juan dalam riset, Selasa (13/4).

Selama semester I-2020, Juan menyebut belum ada kepastian harga patokan mineral untuk jenis bijih kadar nikel 1,8%. Hal ini membuat para penambang bjih nikel keberatan dengan harga nikel yang ditawarkan oleh pihak smelter. 

Dimana harga domestik tercatat hanya sebesar US$ 38 per ton, dibandingkan dengan harga ekspor di level US$ 59 per ton.

Seiring dengan target produksi feronikel ANTM yang cukup konservatif, yakni di level 26.000 ton atau hanya naik 0,2% yoy,  Panin Sekuritas memperkirakan proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Halmahera Timur (P3FH) baru bisa berproduksi di 2022.

Proyek ini diestimasikan memiliki kapasitas produksi feronikel sebesar 13.500 ton nikel dalam feronikel (Tni), menjadikan kapasitas produksi feronikel ANTM menjadi 40.500 ton

Di sisi lain, target produksi dan penjualan emas ANTM ditargetkan menurun, dimana volume produksi ditargetkan menurun 17,6% yoy menjadi 1,4 ton, dengan target penjualan di level 18 ton emas atau menurun 18,2% yoy.

Baca Juga: Masih ada holding BUMN yang belum optimal, begini kata pengamat

Panin Sekuritas memperkirakan, penurunan target di segmen emas seiring dengan terus menipisnya cadangan emas ANTM di tambang Cibaliung dan Pongkor. 

Sebagai gambaran, per 2019, cadangan bijih emas tercatat sebesar 8,4 ton atau setara dengan masa tambang 4 tahun. Bila diasumsikan tidak ada penambahan cadangan emas di 2020, maka cadangan yang tersisa hanya sebesar 6,8 ton.

Panin Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli (buy) dengan target harga Rp 3.700.

 Panin Sekuritas mempertahankan outlook positif untuk saham ANTM, didorong oleh  potensi peningkatan performa dari proyek konsorsium Inddonesia Battery Corporation (IBC), outlook harga nikel yang positif, serta peningkatan kapasitas ferronikel oleh smelter Halmahera timur.  

Selanjutnya: Holding BUMN baterai gencar mencari mitra untuk diajak kerja sama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi