NEW YORK. Saham Apple Inc merupakan salah satu saham yang menyeret indeks Standard & Poor's 500 ke zona negatif. Pada pukul 16.00, saham Apple ditutup dengan penurunan 4,3%.Aksi jual yang melanda saham teknologi ini terjadi setelah penjualan iPhone pada kuartal III tahun fiskal ini mencatatkan penurunan. Asal tahu saja, jumlah iPhone yang terjual pada peirode tersebut hanya sebanyak 26 juta unit. Sementara, sejumlah analis meramal penjualan iPhone bisa mencapai 28,4 juta unit pada periode yang sama. Sepertinya, konsumen menunda pembelian iPhone versi yang ada sekarang ini demi menunggu model teranyar yang akan dirilis perusahaan. Jika dilihat, Apple memang hanya meng-upgrade produknya sekali dalam setahun. Bandingkan dengan Samsung Electronics Co yang merilis beberapa disain pada tahun ini untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar smartphone di AS yang bernilai US$ 219,1 miliar. "Tekanan terhadap Apple semakin memuncak. Di saat produsen smartphone lain merilis sejumlah produk baru, Apple mempertahankan strategi satu produk untuk jangka waktu yang lama. Ini sangat sulit sekali," papar Michael Obuchowski, portfolio manager North Shore Asset Management LLC. Meski penjualan tak sesuai target, namun Apple masih membukukan kenaikan laba bersih sebesar 21% menjadi US$ 8,82 miliar atau US$ 9,32 per saham. Sedangkan tingkat penjualan naik 23% menjadi US$ 35 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Saham Apple anjlok! Apa sebabnya?
NEW YORK. Saham Apple Inc merupakan salah satu saham yang menyeret indeks Standard & Poor's 500 ke zona negatif. Pada pukul 16.00, saham Apple ditutup dengan penurunan 4,3%.Aksi jual yang melanda saham teknologi ini terjadi setelah penjualan iPhone pada kuartal III tahun fiskal ini mencatatkan penurunan. Asal tahu saja, jumlah iPhone yang terjual pada peirode tersebut hanya sebanyak 26 juta unit. Sementara, sejumlah analis meramal penjualan iPhone bisa mencapai 28,4 juta unit pada periode yang sama. Sepertinya, konsumen menunda pembelian iPhone versi yang ada sekarang ini demi menunggu model teranyar yang akan dirilis perusahaan. Jika dilihat, Apple memang hanya meng-upgrade produknya sekali dalam setahun. Bandingkan dengan Samsung Electronics Co yang merilis beberapa disain pada tahun ini untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar smartphone di AS yang bernilai US$ 219,1 miliar. "Tekanan terhadap Apple semakin memuncak. Di saat produsen smartphone lain merilis sejumlah produk baru, Apple mempertahankan strategi satu produk untuk jangka waktu yang lama. Ini sangat sulit sekali," papar Michael Obuchowski, portfolio manager North Shore Asset Management LLC. Meski penjualan tak sesuai target, namun Apple masih membukukan kenaikan laba bersih sebesar 21% menjadi US$ 8,82 miliar atau US$ 9,32 per saham. Sedangkan tingkat penjualan naik 23% menjadi US$ 35 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News