NEW YORK. Menjelang akhir transaksi perdagangan tadi malam (25/7), bursa AS tak kuat menahan tekanan sehingga ditutup di zona merah. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 terpeleset kurang dari 0,1% menjadi 1.337,91. Padahal, pada transaksi sebelumnya, indeks S&P 500 sempat naik 0,4%. Dalam empat hari terakhir, indeks S&P 500 sudah merosot 2,8%. Tekanan tersebut berasal dari penurunan saham Apple Inc dan data penjualan rumah baru yang secara tidak terduga mencatatkan penurunan. Kedua faktor tersebut membayangi rally pada sektor perbankan dan industri. Asal tahu saja, saham Apple terjungkal 4,3%. Kondisi ini terjadi setelah data penjualan iPhone tak mencapai target yang ditetapkan perusahaan. Sedangkan data yang dirilis pemerintah AS menunjukkan, penjualan rumah baru di AS secara tidak terduga mencatatkan penurunan pada Juni dari level tertinggi dalam dua tahun terakhir."Masih banyak sekali ketidakpastian di luar sana. Dapat dikatakan, saat ini proses pemulihan ekonomi AS kembali tersendat. Sementara, situasi di Eropa juga kian memburuk. Kondisi itu turut mempengaruhi kinerja perusahaan. Ketidakpastian ini merupakan hal yang sulit bagi investor," papar Rob McIver, co-portfolio manager Jensen Investment Management di Lake Oswego, Oregon.
Saham Apple merosot, Wall Street terpeleset
NEW YORK. Menjelang akhir transaksi perdagangan tadi malam (25/7), bursa AS tak kuat menahan tekanan sehingga ditutup di zona merah. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 terpeleset kurang dari 0,1% menjadi 1.337,91. Padahal, pada transaksi sebelumnya, indeks S&P 500 sempat naik 0,4%. Dalam empat hari terakhir, indeks S&P 500 sudah merosot 2,8%. Tekanan tersebut berasal dari penurunan saham Apple Inc dan data penjualan rumah baru yang secara tidak terduga mencatatkan penurunan. Kedua faktor tersebut membayangi rally pada sektor perbankan dan industri. Asal tahu saja, saham Apple terjungkal 4,3%. Kondisi ini terjadi setelah data penjualan iPhone tak mencapai target yang ditetapkan perusahaan. Sedangkan data yang dirilis pemerintah AS menunjukkan, penjualan rumah baru di AS secara tidak terduga mencatatkan penurunan pada Juni dari level tertinggi dalam dua tahun terakhir."Masih banyak sekali ketidakpastian di luar sana. Dapat dikatakan, saat ini proses pemulihan ekonomi AS kembali tersendat. Sementara, situasi di Eropa juga kian memburuk. Kondisi itu turut mempengaruhi kinerja perusahaan. Ketidakpastian ini merupakan hal yang sulit bagi investor," papar Rob McIver, co-portfolio manager Jensen Investment Management di Lake Oswego, Oregon.