JAKARTA. Pergerakan saham PT Astra International Tbk (ASII) menarik untuk dicermati. Betapa tidak, sepanjang bulan April, saham yang termasuk ke dalam salah satu jajaran big cap ini bergerak fluktuatif. Hingga akhirnya, pada akhir pekan lalu (26/4), saham ASII berakhir di level Rp 7.200. Itu artinya, sejak awal bulan April (1/4), saham ASII sudah tergerus hingga 8,3% di mana pada waktu itu saham ASII bertengger di posisi Rp 7.850. Saham ASII mulai menunjukkan tren penurunan pada 24 April lalu. Pada saat itu, ASII masih berada di level Rp 7.200. Namun, harganya terus menurun menjadi Rp 7.350 pada 25 April, hingga akhirnya Rp 7.200 pada 26 April. Gema Goeyardi, President and Founder Astronacci International menguraikan, dalam dua hari terakhir transaksi perdagangan pekan lalu, dia melihat adanya potensi pergerakan yang signifikan dari saham ASII yang ditandai dengan awal mula kenaikan dari volatilitas harga setelah melewati fase kondolidasinya. "Dengan demikian, dapat diketahui bahwa saat ini ASII telah memasuki tren pelemahannya dalam jangka pendek," jelasnya kepada KONTAN.Dia menambahkan, kondisi tersebut disebabkan oleh pengaruh kinerja emiten yang relatif menurun ketimbang pertumbuhannya pada kurtal pertama pada 2012 lalu. Catatan saja, ASII mencatatkan penurunan laba bersih hingga 7% (QoQ). Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan kinerja ini salah satunya yaitu peraturan mengenai uang muka minimum yang diramal akan kembali menekan kinerja penjualan otomotif ASII hingga beberapa kuartal ke depan selama regulasi ini berlaku.
Faktor lainnya adalah adanya wacana pemberlakuan dual price pada bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang dapat menjadi pemicu koreksi pertumbuhan dari kendaraan bermotor."Secara teknikal, saya melihat adanya pola descending triangle yang terbentuk semenjak adanya bottom pada 22 Maret 2013 lalu. Pola ini memiliki implikasi negatif yang kuat pada pergerakan harga, sehingga ASII berpotensi untuk melanjutkan prospek pelemahannya hingga dua minggu perdagangan ke depan," paparnya. Sementara itu, target pelemahan potensial dari ASII terletak pada area harmonic resistance pada rentang harga Rp 6.800-6.900 sebagai area pembentukan formasi lower low. "Meski demikian, ASII masih memiliki potensi pertumbuhan yang cukup tinggi yang dibuktikan dengan persentase pasar mobil nasional yang dikuasai hingga mencapai 52%," jelas Gema. Tak akan rebound dalam jangka pendek Menurut Gema, ASII masih melihat hal ini sebagai ruang gerak untuk melakukan ekspansi dengan meningkatkan anggaran belanja modal hingga mencapai Rp 15,5 triliun dengan exposure pada sektor otomotif sendiri mencapai Rp 8,4 triliun. Sisanya, akan dialokaskan pada sektor infrastruktur serta agribisnis untuk dapat menopang pertumbuhan perseroan secara agregat.