KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan mobil masih melaju di awal tahun 2023. Kondisi ini menjadi pelumas bagi kinerja PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (
ASLC), emiten yang bergelut di bisnis jual-beli kendaraan bekas. Setelah memerah sepanjang perdagangan pekan lalu, harga saham ASLC pun bangkit di pekan ini. Pada Kamis (16/2), saham ASLC ditutup menguat 11,32% ke harga Rp 118 per lembar saham. Lewat keterangan akhir Januari lalu, manajemen ASLC membeberkan pertumbuhan bisnisnya pada tahun 2022. Anak usaha PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) ini berhasil menjual 2.481 unit mobil bekas melalui diler Caroline.id. Melampaui target penjualan 2.000 unit pada tahun lalu.
Presiden Direktur Autopedia Sukses Lestari, Jany Candra, optimistis bisnis ASLC akan kembali melesat pada tahun 2023. ASLC memasang target penjualan 3.000 - 4.000 unit mobil bekas melalui Caroline.id. Target pada tahun 2023 itu naik 21%-61% dibandingkan penjualan tahun lalu.
Baca Juga: Investor Masih Selektif Memilih Saham Industri Kimia, Simak Rekomendasi Analis Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang melihat ada sejumlah katalis positif bagi kinerja ASLC. Pertama, di tengah suku bunga tinggi, ada kecenderungan perubahan pola konsumsi masyarakat ke produk yang lebih murah atau dari mobil baru ke mobil bekas. Kedua, mobilitas masyarakat yang kembali normal pasca pandemi covid-19 bisa menjadi pendongkrak permintaan mobil bekas. Ketiga, momentum Idul Fitri yang juga akan mengerek permintaan kendaraan bekas yang lebih murah. "Hal-hal tersebut dapat berdampak positif dalam mencapai target penjualan mobil bekas dari ASLC di tahun ini," ujar Alrich kepada Kontan.co.id, Kamis (16/2). Meski begitu, ada katalis pemberat bagi kinerja ASLC. Meliputi risiko dari ketidakpastian ekonomi, kendala
supply chain, dan faktor inflasi. Selain itu, di sisi yang lain suku bunga tinggi pun bisa turut menjadi batu sandungan. "Karena sekalipun mobil bekas, belum tentu semua konsumen membeli secara
cash. Dengan kondisi suku bunga tinggi, beban kredit juga cenderung lebih besar," imbuh Alrich. Rekomendasi Alrich, jika terjadi konsolidasi terlebih dulu, bisa dipertimbangkan masuk pada area Rp 107 - Rp 110. "Selama bertahan di atas level tersebut, potensi melanjutkan
rally penguatan," terang Alrich. Dia menilai saham ASLC masih menarik untuk dikoleksi. Target harga ASLC ada di level Rp 126 - Rp 130. Stoploss jika merosot ke posisi Rp 100 - Rp 104. Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova memandang peningkatan penjualan mobil turut memberi angin segar bagi ASLC. Secara teknikal,
weekly chart saham akan menguji area MA20 pada kisaran Rp 125. Apabila pekan ini mampu ditutup minimal di posisi Rp 126, maka pada pekan depan ASLC berpeluang bergerak ke
resistance Rp 144.
Baca Juga: Gelar Buyback Saham Jumbo, Simak Rekomendasi Saham Adaro Energy (ADRO) Berikut Ini "Tentu pelaku pasar juga mempertimbangkan kinerja emiten yang hingga kuartal ketiga 2022 masih mencatatkan rugi bersih," jelas Ivan. Rekomendasi Ivan,
speculative buy saham ASLC dengan mencermati
support di Rp 100 dan
resistance pada Rp 144. Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan pergerakan saham ASLC sedang ada di awal fase
uptrend. "Penguatan ASLC juga didukung oleh pergerakan indikator MACD yang sedang menuju ke area positif dan stochastic yang masih berpeluang menguat ke area
overbought," terang Herditya.
Dia menyarankan pelaku pasar untuk
buy on weakness saham ASLC. Cermati area
support pada Rp 93 dan
resistance pada level harga Rp 125 per lembar saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi