Saham bank bakal jadi penyokong IHSG untuk menghijau pada esok hari



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Jerome Powell yang cenderung dovish, bakal membawa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat besok (12/7). Saham sektor perbankan diprediksi bakal jadi penyokong terbesar penguatan besok.

Berdasarkan data RTI, indeks hari ini (11/7) sukses terparkir di zona hijau dengan penguatan sebanyak 0,10% ke level Rp 6.417. Tak tanggung-tanggung, penguatan indeks juga didukung aksi net buy dari investor asing yang mencapai Rp 866,52 triliun. 

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memperkirakan, indeks masih akan melanjutkan penguatan. Adapun sentimen utama penyokong IHSG besok, masih karena penyataan Powell yang memperjelas kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan di akhir Juli ini. 


Baca Juga: Ada risiko profit taking, besok IHSG diramal bakal lesu

"Selain karena pernyataan Powell, saham bank juga masih berpeluang menjadi mover IHSG. Untuk jangka pendek, sentimennya masih kepada euforia The Fed tersebut," kata Valdy kepada Kontan, Kamis (11/7). 

Untuk itu, Valdy meyakini IHSG masih bullish pada perdagangan Jumat (12/7) direntang harga 6.420 hingga 6.450. Menurut Valdy, beberapa sektor yang sensitif terhadap rencana pemangkasan suku bunga The Fed diantaranya emiten properti dan real estate yang diyakini juga menguat. Adapun saham yang bisa dilirik besok seperti BBNI, BSDE, CTRA dan PWON, sedangkan untuk alternatif bisa melirik PGAS dan JSMR

Asal tahu saja, saat menghadiri rapat kerja dengan Komite Jasa Keuangan DPR AS di Washington DC Rabu (10/7) waktu setempat, Gubernur The Fed Jerome Powell memberikan sinyal kuat bahwa pihaknya akan memangkas FFR dalam waktu dekat. 

Baca Juga: Bank jumbo tanah air terus mencetak rekor kapitalisasi pasar

Langkah tersebut sejalan dengan janji Powell dalam merespon dinamika perekonomian AS, di mana beberapa data ekonomi menunjukkan hasil mengecewakan, diikuti negosiasi perang dagang  AS dengan China yang belum kunjung usai. Alhasil, kurs dollar AS cenderung melemah terhadap kebanyakan mata uang dunia, termasuk dengan rupiah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi