Saham Bank Digital Diproyeksi Belum Bakal Perkasa di 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki 2024, saham-saham bank digital mencatatkan kenaikan harga yang cukup signifikan. Meski demikian, kinerja tersebut diproyeksi hanya bersifat sementara dan belum akan terlalu kuat di sepanjang tahun ini.

Pada perdagangan bursa (3/1), PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencatatkan kenaikan harga 7,85% dengan senilai Rp 3.160 per saham. Di dua hari perdagangan bursa tahun ini, ARTO telah naik 8,97%.

Meski demikian, harga ARTO sudah jauh dari harga tertingginya sepanjang lima tahun terakhir. Di mana, ARTO sempat menyentuh harga paling tinggi sekitar Rp 19.500 per saham.


Baca Juga: Menkominfo Budi Arie Putus Akses Lebih dari 800 Ribu Konten Terkait Judi Online

Sementara itu, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) juga mencatat kenaikan harga saham 6,88% dalam dua hari perdagangan di awal 2024 ini. Hanya saja, pada 3 Januari 2023, kenaikan harganya melambat menjadi 1,75% dengan senilai Rp 466 per saham.

Sama halnya dengan ARTO, harga BBYB saat ini juga sudah cukup jauh dari harga tertingginya dalam lima tahun terakhir. BBYB memiliki harga tertinggi dalam periode waktu tersebut mencapai Rp 2.410 per saham.

 
ARTO Chart by TradingView

CEO Edvisor Praska Putrantyo mengungkapkan daya tarik saham-saham bank digital saat ini lebih ke arah faktor teknikal. Mengingat, harga saham mereka sudah tertekan cukup lama dan mendekat ke level terendah di 2020.

Memang, Praska tak memungkiri bank-bank digital ini memiliki tren pertumbuhan secara tahunan terutama untuk pendapatan dan laba. Hanya saja, ia melihat pertumbuhan tersebut relatif melambat di sepanjang 2023.

Baca Juga: Simak Strategi Investasi dan Rekomendasi untuk Saham Leader & Laggard pada 2024

Oleh karenanya, ia berpendapat peluang kenaikan harga saham-saham bank digital tersebut akan tergantung pada rilis kinerja keuangannya ke depan. Sebab, investor melihat saham bank digital masih dalam tren bearish.

“Potensi saham-saham bank digital untuk kembali all time high masih kecil mengingat era pandemi telah berakhir,” ujar Praska.

Untuk saat ini, Praska melihat saham-saham bank digital yang masih menarik antara lain Bank Neo Commerce, Bank Aladin Syariah dan Bank Ina Perdana. Menurutnya, tiga bank tersebut memiliki tren harga dan kinerja yang bagus.

“Target harga Bank Neo di Rp 900 per saham, Bank Aladin di Rp 1.380 per saham, dan Bank Ina di Rp 4.300 per saham,” ujarnya.

Sementara itu, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani berpendapat kebanyakan bank digital masih mempunyai valuasi yang kurang menarik. Meskipun, secara fundamental ada perbaikan dibandingkan sebelumnya.

Baca Juga: Menkominfo Budi Arie Putus Akses Lebih dari 800 Ribu Konten Terkait Judi Online

“Kenaikan kemarin hanya teknikal rebound menurut saya,” ujar Arjun.

Secara fundamental, ia melihat bank-bank digital ini perlu lebih kompetitif agar memiliki produk yang lebih menarik dibandingkan saingannya. Misal, tingkat bunga deposito harus makin menarik.

Ia juga bilang aplikasi dari bank-bank digital ini perlu makin canggih dan mudah dipakai dengan harapan memiliki basis pelanggan yang besar. Ditambah, pelangan tersebut tidak pindah ke bank digital lain.

Sependapat, Pengamat Pasar Modal Budi Frensidy bilang saham-saham bank digital untuk saat ini memiliki valuasi yang tinggi. Oleh karenanya, ia menyarankan untuk mencari saham bank digital yang memiliki valuasi rendah.

Baca Juga: Perkuat Likuiditas, Allo Bank (BBHI) Tawarkan Bunga Simpanan Hingga 6,5%

“Beberapa bank digital yang PBV-nya sudah di bawah dua dapat dilirik jika labanya terus tumbuh, apalagi yang di bawah satu dan rajin bagi dividen,” ujar Budi.

Hanya saja, ia menilai fundamental bank-bank digital ini masih kurang impresif. Meskipun, beberapa bank digital sudah mampu mencatatkan laba dalam beberapa triwulan terakhir. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli