Saham Bank Ini Melesat Tinggi Dalam Setahun Tapi Lo Kheng Hong Tak Mau Beli, Kenapa?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Pakar investasi saham Lo Kheng Hong tak berminat membeli saham bank digital. Padahal, saham bank digital memberi untung besar dalam setahun terakhir.

Investor saham bank digital bisa untung besar dalam setahun terakhir, karena harga saham melesat. Salah satu contoh saham bank digital adalah BBHI. Harga saham BBHI pada perdagangan Rabu 9 Februari 2022 ditutup di level 5.525. Harga saham BBHI naik 5.359,59 poin atau 3.240,18% dalam setahun terakhir.

Harga saham bank digital lainnnya adalah saham ARTO dari Bank Jago. Harga saham ARTO pada 9 Februari 2022 ditutup di level 16.150, naik 10.220,30 poin atau 172,36% dalam setahun terakhir.


Saham bank digital lainnya adalah BBYB. Harga saham BBYB pada 9 Februari 2022 ditutup di level 2.140. Dalam setahun terakhir, harga saham BBYB naik 1.743,32 poin atau 439,48%.

Saham-saham bank digital masih menjadi buruan investor dalam setahunan terakhir. Akibatnya harga saham bank-bank digital melambung mengakibatkan valuasi saham-saham sektor ini menjadi sangat mahal.  Investor kawakan Lo Kheng Hong mengaku tak berani menyentuh saham-saham bank digital. 

Baca Juga: IHSG Diramal Kembali Menguat pada Kamis (10/2), Saham-Saham Ini Bisa Dilirik

Menurut Lo Kheng Hong yang dijuluki Warret Buffet Indonesia ini, saham-saham bank digital itu mengerikan karena lantaran asetnya cukup kecil namun valuasi sahamnya sangat mahal, bahkan memiliki price to book value (PBV) sampai 50 kali. . 

"Sekarang banyak sekali bank-bank digital, harga yang saya lihat valuasinya sampai price to book value 50 kali. Padahal asetnya di bawah Rp 10 triliun. Itu bagi saya sangat mengerikan. Saya pasti tidak berani sentuh seperti itu," katanya dalam diskusi virtual yang digelar BCA Sekuritas, Selasa (9/2).

Bagi Lo yang dikenal sebagai value investor, membeli saham bank digital yang asetnya masih di bawah Rp 10 triliun namun PBV-nya sudah mencapai 50 kali sangat tidak masuk akal. Sedangkan saat ini masih banyak banyak dengan aset ratusan miliar dengan valuasi harga yang masih sangat murah yang menurutnya lebih layak dilirik. 

Oleh karena itu, sangat tidak mungkin bagi Lo untuk mengoleksi saham-saham bank digital itu. Ia mengaku lebih suka membeli saham batubara dengan PBV yang masih di bawah 5 kali. "Bahkan, saham-saham tambang masih ada yang PBVnya 0,5 kali. Saya lebih senang masuk ke situ," ujarnya. 

Dia mengibaratkan, membeli saham-saham bank digital sama saja seperti membeli bajaj yang dijual dengan harga mobil Mercedez Benz. Sedangkan prinsip Lo adalah membeli barang mewah dengan harga murah. "Bajaj dijual harga Mercy saya tidak mau beli. Tapi kalau Mercy yang dijual harga Avanza saya mau beli," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto