KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca melakukan
stock split pada awal Oktober 2023, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (
BBNI) terpantau dalam tren penurunan. Meski demikian, manajemen bank pelat merah tersebut optimistis kinerja sahamnya bakal kembali meningkat. Mengutip data RTI pada Selasa (31/10), saham BNI ditutup terkoreksi 1,24% dan kini berada di harga Rp 4.790 per saham. Dalam sebulan terakhir, saham BBNI telah turun 8,11%. Direktur Wholesale & International Banking BNI, Silvano Rumantir, mengatakan terbuka peluang harga saham BBNI berbalik meningkat. Mengingat, secara konsensus, para analis masih menargetkan
fair value saham BNI di kisaran Rp 5.900 per saham. Baca Juga: Tren Suku Bunga Tinggi, Cost of Fund BNI Naik pada September 2023 “Terdapat ekspektasi harga saham BNI akan terus meningkat seiring kinerja keuangan yang solid,” ujarnya, Selasa (31/10). Di sisi lain, ia melihat efek dari
stock split yang dilakukan BNI pada 6 Oktober 2023 yang lalu telah turut meningkatkan likuiditas saham berkode BBNI di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini. Itu tercermin dari meningkatnya rata-rata volume perdagangan harian atau
daily turnover BBNI di bulan Oktober 2023 yang sebesar Rp 271 miliar, 18% lebih tinggi dari rata-rata
daily turnover bulan Oktober 2022 yang sebesar Rp 230 miliar.
“Perseroan memiliki komitmen untuk terus mencetak profitabilitas yang sehat dan sustain sehingga memberikan
value yang optimal bagi seluruh pemangku kepentingan, terutama para
shareholder," ujar Silvano.
Baca Juga: Begini Kata BSI Soal Proses Divestasi Saham BNI dan BRI dari BRIS Sebagai informasi, BNI telah mencatatkan kinerja impresif di periode hingga September 2023 dengan laba senilai Rp 15,75 triliun. Capaian laba tersebut mengalami kenaikan hingga 15,1% secara tahunan (YoY). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli