KONTAN.CO.ID - Rencana pemerintah mematok harga batubara domestic market obligation (DMO) membuat saham-saham emiten batubara longsor. Penurunan terdalam terjadi pada saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang sahamnya turun 17,25% ke Rp 10.075 per saham. Saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) juga turun 8,04% menjadi Rp 1.715. Analis OSO Sekuritas Riska Afriani menilai, pemerintah sejatinya punya tujuan baik, yakni agar harga listrik di dalam negeri tetap stabil. Hanya saja, isu ini membuat pelaku pasar khawatir penyesuaian harga batubara tersebut berdampak negatif pada bisnis emiten, terutama yang memasok batubara ke Perusahaan Listrik Negara (PLN). Kepala Riset BNI Sekuritas Norico Gaman mengatakan, intervensi pemerintah melalui batas harga batubara membuat emiten tak dapat memanfaatkan keuntungan optimal ketika harga batubara naik.
Saham batubara berpotensi tertekan
KONTAN.CO.ID - Rencana pemerintah mematok harga batubara domestic market obligation (DMO) membuat saham-saham emiten batubara longsor. Penurunan terdalam terjadi pada saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang sahamnya turun 17,25% ke Rp 10.075 per saham. Saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) juga turun 8,04% menjadi Rp 1.715. Analis OSO Sekuritas Riska Afriani menilai, pemerintah sejatinya punya tujuan baik, yakni agar harga listrik di dalam negeri tetap stabil. Hanya saja, isu ini membuat pelaku pasar khawatir penyesuaian harga batubara tersebut berdampak negatif pada bisnis emiten, terutama yang memasok batubara ke Perusahaan Listrik Negara (PLN). Kepala Riset BNI Sekuritas Norico Gaman mengatakan, intervensi pemerintah melalui batas harga batubara membuat emiten tak dapat memanfaatkan keuntungan optimal ketika harga batubara naik.