KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI) akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Kamis (21/1) esok. Bertempat di Kantor Pusat BRI, RUPLB akan dilakukan pada pukul 14.00 WIB. Ada 5 mata acara dalam RUPSLB itu.
Pertama, persetujuan atas perubahan Anggaran Dasar perseroan.
Kedua, pengukuhan pemberlakuan Peraturan Menteri BUMN RI No. PER-08/MBU/12/2019 tanggal 12 Desember 2019 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa BUMN.
Ketiga, pengukuhan pemberlakuan Peraturan Menteri BUMN RI No. PER-11/MBU/11/2020 tanggal 12 November 2020 tentang Kontrak Manajemen dan Kontrak Manajemen Tahunan Direksi BUMN.
Baca Juga: Besok BRI akan rombak susunan pengurus, siapa yang bakal gantikan Wisto Prihadi? Keempat, Persetujuan atas Pengalihan Saham Hasil Pembelian Kembali Saham (Buyback) yang Disimpan sebagai Saham Treasuri (Treasury Stock).
Kelima, persetujuan atas perubahan susunan pengurus perseroan. Dari informasi yang didapat KONTAN, agenda perubahan pengurus
BBRI terkait dengan pemberhentian Direktur Kepatuhan
BBRI Wisto Hadi yang diangkat pada RUPSLB BRI pada Februari 2020. Hanya, Wisto gagal dalam uji kelayakan dan kepatuhan (
fit and proper test) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Apabila calon direksi tidak lulus
fit and proper test OJK, maka diharuskan melakukan RUPSLB.
Baca Juga: IHSG Melesat Lagi, Asing Masih Belanja Saham BBRI dan BMRI, Lepas Saham ICBP dan MIKA Selain Wisto, kabar yang sampai di KONTAN ada komisaris BBRI yang juga gagal uji fit and proper di OJK. Merujuk penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BBRI), saham
BBRI mencetak rekor tertinggi pada perdagangan Rabu (20/1) di posisi Rp 4.890. Ini membuat harga saham BBRI mencapai level tertinggi sepanjang sejarah alias
all time high dengan kapitalisasi pasar (market cap) mencapai Rp 603,16 triliun. Yang juga pasti, tahun ini,
BBRI akan menuntaskan sejumlah aksi korporasi.
Pertama, menuntaskan merger antara tiga bank syariah milik negara atau Himbara, yakni BNI Syariah, BRI Syariah serta Bank Mandiri Syariah menjadi Bank Syariah Indonesia, dengan kode saham BRIS. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memastikan pada pekan ini atau paling telat pekan depan akan mengeluarkan izin untuk merger tiga bank syariah Himbara tersebut. triliun. Dengan keluarnya izin merger dari OJK, maka diharapkan legal merger bisa berjalan sesuai dengan target yakni pada 1 Februari 2021 Boleh jadi lantaran itu juga, harga saham BRIS pada penutupan perdagangan Rabu (20/1) juga melesat 14,42% menjadi Rp 3.650 per saham.
Aksi korporasi
kedua adalah merger PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani atau PNM. Dalam berbagai kesempatan Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan, merger atau integrasi ini penggabungan ultra mikro di bawah BBRI. Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo kepada KONTAN beberapa waktu lalu juga menyebut, integrasi tersebut akan menyasar 57 juta nasabah Ultra Mikro (UMi) dan UMKM. Dari jumlah tersebut, sebanyak 30 juta nasabah di antaranya belum memiliki akses keuangan formal. "Jadi, memang tujuan utama integrasi Ultra Mikro untuk membangun satu ekosistem yang meng-onboard para pelaku usaha UMi yang memang belum terjangkau keuangan formal," kata Tiko, sapaan akrab mantan direktur utama Bank Mandiri (
BMRI) itu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Titis Nurdiana