Saham beredar mini, saham SAME rawan digoreng



JAKARTA. Di pekan pertama tahun 2013 sudah ada tiga emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun, jumlah saham yang dilepas masih mini. Dua dari tiga emiten melepas saham perdana melalui initial public offering (IPO) di bawah 20%.

PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) menjadi emiten ketiga di tahun ini. Pemilik rumah sakit Omni Pulomas dan Alam Sutera ini melepas 15,25% dari modal disetor setara 180 juta lembar saham. Harga perdana Rp 400 per saham. Dus, dana yang diperoleh Rp 72 miliar.

Padahal, sejak tahun lalu, BEI mendorong IPO emiten minimal 20% dari modal disetor. Ini agar likuiditas saham meningkat. Hoesen, Direktur Penilaian BEI mengaku, tidak bisa memaksakan besaran nilai emisi itu. "Sebenarnya tidak masalah. Karena semua tergantung dari permintaan, proses offering, dan bookbuilding-nya," kata dia. Menurut dia, besar kecilnya aset perusahaan mempengaruhi jumlah saham diterbitkan.


Wientoro Prasetyo, Direktur Utama PT Lauthandana Securindo sebagai penjamin emisi IPO SAME, tidak khawatir nilai emisi IPO yang rendah akan menghambat prospek saham SAME. "Melantainya SAME memberikan peluang bagi investor untuk mencari alternatif lain saham sektor health care," kata dia.

Noersing, Presiden Direktur SAME mengatakan, sekitar 50% dana hasil IPO digunakan melunasi sebagian utang. Per Juni 2012, saldo utang perseroan mencapai Rp 70,6 miliar. Pinjaman itu diberikan oleh PT Omni Health Care dan jatuh tempo 31 Mei 2013.

Lalu, sebesar 28% untuk membiayai ekspansi kamar VIP. SAME ingin menambah jumlah tempat tidur kelas VIP di RS Omni Alam Sutera sebanyak 18 kamar tidur. Sisanya 22% digunakan modal kerja.

Perusahaan ini baru membukukan laba bersih di semester I tahun ini. SAME selama tiga tahun sebelumnya, mencatatkan rugi komprehensif lebih banyak karena beban bunga atas pembangunan RS Omni Alam Sutera.

Namun, di semester I-2012, SAME telah mencatatkan laba komprehensif Rp 12,76 miliar dari rugi Rp 12,18 miliar year-on-year. Sedangkan, pendapatan di semester I 2012 mencapai Rp 130,562 miliar.

Target SAME, pendapatan tahun lalu mencapai Rp 273 miliar. "Kami targetkan pendapatan bisa naik 25% pada tahun ini, dan laba bersih naik 45%-50%," ujar Noersing.

Pengamat pasar modal, Ellen May mengatakan, likuiditas yang kecil akan membuat risiko saham digerakkan pihak tertentu. Namun, dia melihat prospek emiten ini cukup bagus karena pesaing sedikit. Jumat (11/1), harga saham SAME sempat naik 50% ke Rp 600. Namun harganya ditutup naik 13,75% ke Rp 455.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana