KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham dengan kapitalisasi pasar besar ( big cap) mendominasi deretan laggard (pemberat) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang Mei 2022 berjalan. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Jumat (20/5) memperlihatkan sepuluh teratas laggard IHSG. Sepuluh saham tersebut adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Lalu, saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Astra International Tbk (ASII), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA). Kepala Riset FAC Sekuritas Indonesia Wisnu Prambudi Wibowo mengatakan, penurunan harga pada saham-saham tersebut disebabkan adanya perpindahan dana ke sektor lainnya. Hal ini seiring dengan adanya peningkatan risiko ketidakpastian global berupa kebijakan moneter The Fed, kenaikan inflasi, serta konflik Rusia-Ukraina yang tak kunjung menemui titik terang.
Saham Big Cap Dominasi Laggard IHSG, Berikut Prospeknya Menurut Analis
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham dengan kapitalisasi pasar besar ( big cap) mendominasi deretan laggard (pemberat) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang Mei 2022 berjalan. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Jumat (20/5) memperlihatkan sepuluh teratas laggard IHSG. Sepuluh saham tersebut adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Lalu, saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Astra International Tbk (ASII), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA). Kepala Riset FAC Sekuritas Indonesia Wisnu Prambudi Wibowo mengatakan, penurunan harga pada saham-saham tersebut disebabkan adanya perpindahan dana ke sektor lainnya. Hal ini seiring dengan adanya peningkatan risiko ketidakpastian global berupa kebijakan moneter The Fed, kenaikan inflasi, serta konflik Rusia-Ukraina yang tak kunjung menemui titik terang.