Saham big caps jadi penggerak IHSG lagi, simak rekomendasi sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menguat 7,27% sejak awal tahun hingga Kamis (21/1) yang ditutup pada level 6.413,89. Saham dengan kapitalisasi pasar besar yang menjadi pendorong pergerakan IHSG sepanjang tahun 2021 berjalan ini. 

Saham-saham tersebut antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 14,9%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 14,6%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 4,5%, PT Astra International Tbk (ASII) naik 12,9% dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) naik 37,9%. 

Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr mengatakan, penguatan saham-saham kapitalisasi besar ini wajar mendorong IHSG karena bobotnya yang besar. Sementara saham lapis dua dan tiga memiliki bobot terbatas untuk mendorong IHSG. Dus, selama IHSG dalam tren hijau maka saham kapitalisasi besar juga diprediksi sejalan. 


Di tengah siklus awal pemulihan ini, lanjut Zamzami, investor akan lebih mencari saham-saham cyclical sehingga performanya juga cukup baik. Adapun sektor yang dapat dicermati adalah perbankan, otomotif, dan komoditas.

Baca Juga: Rupiah diproyeksikan melemah tipis setelah pelantikan Biden

"Di tengah perbaikan ekonomi, sektor yang bersiklus biasanya performanya baik, karena ekspektasinya dapat menghasilkan pertumbuhan yang tinggi atau kinerja keuangannya membaik," kata dia, Kamis (21/1). 

Di sisi lain, sentimen positif yang mendorong pergerakan sektor yang disebutkan Zamzami antara lain kebijakan moneter dan fiskal yang longgar seperti suku bunga yang rendah dan harga komoditas yang tengah meningkat. 

Adapun saham yang direkomendasikan beli oleh Zamzami antara lain BBRI dengan target harga konsensus Rp 4.920 per saham, BMRI Rp 7.750 per saham, BBTN Rp 2.030 per saham, ASII Rp 6.600 per saham, PTBA Rp 2.800 per saham, dan AALI Rp 14.000 per saham. Kemudian saham INCO dan ANTM namun target harga sudah melewati konsensus.

Baca Juga: BI: Pertumbuhan ekonomi 2020 bisa lebih rendah dari perkiraan

Lebih lanjut, Zamzami menyarankan investor untuk cicil beli dan buy on weakness. Selain itu investor juga tetap disaeankan untuk melakukan diversifikasi portofolio untuk meminimalkan risiko. 

"Dan karena katalis yang disebut di atas berdasarkan recovery ekonomi, key risk yang dapat dicermati investor yaitu apabila Covid-19 yang terus merajarela atau vaksinasi yang kurang berhasil, stimulus yang tidak jadi digelontorkan, dan recovery ekonomi yang terhambat," pungkas Zamzami. 

Baca Juga: Sentimen eksternal mendominasi, simak proyeksi IHSG untuk Jumat (22/1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati