Saham big cap mengisi sepuluh besar laggard IHSG, berikut rekomendasi analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham berkapitalisasi pasar besar masih bertengger di sepuluh teratas laggard Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2020.

Sebut saja PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

Padahal, IHSG sendiri sudah memperlihatkan perbaikan performa beberapa bulan belakangan ini. Selama satu bulan terakhir, IHSG naik 4,39% serta meningkat 14,91% dalam tiga bulan ke belakang. Pada Rabu (19/8), IHSG ditutup turun 0,42% ke level 5.272,81.


Baca Juga: Kabar gembira! Kredit kendaraan bermotor ramah lingkungan bakal bebas uang muka

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama berpendapat, saham-saham tersebut bertengger sebagai laggard IHSG seiring dengan  investor yang melakukan aksi ambil keuntungan. Mengingat, harga saham-saham ini sudah naik cukup tinggi.

TLKM misalnya, sejak IHSG mencapai posisi terendah di 3.911 pada 24 Maret 2020, saham TLKM sudah pernah mencapai harga Rp 3.540 per saham. Begitu juga dengan BMRI yang pernah mencapai level Rp 6.275 per saham.

Di sisi lain, TLKM pernah merosot ke posisi terendah di Rp 2.550 dan BMRI Rp 3.660 per saham. Saat ini, harga TLKM per sahamnya adalah sebesar Rp 3.000 dan BMRI Rp 6.100.

Sementara itu, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menilai, beberapa saham tersebut menjadi laggard IHSG karena secara fundamental memang tidak menarik dan beberapa tidak likuid. Meskipun begitu, ia melihat kesempatan untuk mengakumulasi beberapa saham yang masih memiliki prospek bagus.

"Secara umum, perusahaan seperti TLKM, BBNI, BMRI, dan PGAS masih cukup menarik karena kinerja yang tergolong masih cukup baik," ungkap Chris saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (19/8). Terlebih lagi, valuasi keempat saham tersebut sudah tergolong murah.

Baca Juga: Tunjang bisnis multifinance, Sinar Mas Multiartha terbitkan obligasi Rp 250 miliar

Dibandingkan dengan harga satu tahun yang lalu, harga saham TLKM saat ini masih lebih rendah 29,91% dan BMRI -21,54%. Bahkan PGAS terkoreksi 34,75% dan BBNI -38,79%. Chris merekomendasikan buy saham TLKM dengan target harga Rp 3.400 per saham, BMRI Rp 7.200, PGAS Rp 1.800, dan BBNI Rp 6.000 per saham.

Bernada serupa, Okie juga menilai, saham BMRI, BBNI, dan PGAS menarik untuk dikoleksi. Menurut Okie, realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dapat menopang pertumbuhan BMRI dan BBNI.

Editor: Noverius Laoli