KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembayaran dana dividen bernilai jumbo kembali akan dilakukan oleh emiten saham berkarakteristik blue chip. Lalu, apakah dividen tersebut layak ditadah dan saham blue chip ini tepat dikoleksi untuk investasi? Saham blue chip adalah saham lapis satu di pasar saham yang memiliki fundamental kuat. Selain itu, saham blue chip biasanya memiliki kapitalisasi pasar besar mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham blue chip biasanya saham-saham anggota indeks mayor seperti Indeks LQ45. Nah, salah satu saham LQ45 yang baru saja mengumumkan rencana pembayaran dividen adalah PT Unilever Indonesia Tbk (
UNVR).
Manajemen UNVR akan membagikan dividen dari laba tahun buku 2023. Rencana pembayaran dividen ini telah mengantongi persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 20 Juni 2024. Presiden Direktur Unilever Indonesia Benjie Yap mengatakan, Unilever akan membagikan sebesar Rp 77 per saham dengan jumlah total Rp 2,93 triliun. " Dividen final ini diambil dari laba bersih 2023 dan saldo laba yang ditahan dari tahun-tahun sebelumnya," ungkap Benjie pada paparan publik, Kamis (20/6). Benjie mengungkapkan dividen final ini akan dibagikan paling lambat pada 18 Juli 2024. Sebelumnya UNVR juga telah membagikan dividen interim untuk tahun buku 2023 sebesar Rp 63 per saham atau seluruhnya sebesar Rp 2,40 triliun. UNVR telah membagikan dividen pada 19 Desember 2023 lalu. Dengan begitu, Benjie mencatat total dividen Unilever tahun buku 31 Desember 2023 sebesar Rp 140 per saham atau seluruhnya sebesar Rp 5,34 triliun atau 111,25% dari laba tahun 2023. Jumlah keseluruhan dividen untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023 tersebut sama dengan jumlah keseluruhan dividen yang dibagikan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022. Benjie menambahkan,UNVR akan tetap fokus untuk memperkuat dan mendorong pertumbuhan bisnis. Upaya konsisten perusahaan dalam menavigasi krisis eksternal telah mulai menunjukkan hasil tahun ini. Sebagai informasi, pada tahun 2023 UNVR mengantongi laba bersih sebesar Rp 4,8 triliun atau turun 10,5% jika dibanding dengan 2022 yaitu Rp 5,3 triliun. Anjloknya laba bersih UNVR didorong oleh penurunan penjualan bersih sebesar Rp 38,61 triliun. Angka tersebut merosot 7,3% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 41,2 triliun. Pada perdagangan Jumat 21 Juni 2024, harga saham UNVR ditutup di level 2.990, turun 50 poin atau 1,64% dibandingkan sehari sebelumnya. Sejak awal tahun 2024, harga saham UNVR terakumulasi melemah 560 poin atau 15,77%.
Rekomendasi saham Analis Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menganalisa rencana pembayaran dividen saham UNVR layak dipertimbangkan investor. Besarnya dividen tersebut menunjukkan bahwa Unilever sebagai perusahaan yang tidak pelit membagi dividen. "Pembagian dividen itu menjadi bukti perusahaan masih komitmen pada pemegang saham, dan loyal dalam membagikan dividen," ucap Nafan dalam keterangannya, Kamis (20/6). Nafan menjelaskan, dengan raihan penjualan bersih sebesar Rp 38,6 triliun dengan laba bersih mencapai Rp4,8 triliun, hal itu juga dapat dilihat bahwa Unilever dalam jangka panjang tetap memiliki potensi pertumbuhan bisnis sangat bagus. Apalagi berbagai produk yang dihasilkan memang menjadi kebutuhan sehari-hari. "Kalau untuk
long term UNVR termasuk memiliki prospek yang bagus, namun memang biasanya ketika ex dividen para pelaku pasar melakukan aksi
profit taking," ucap Nafan.
Nafan juga memberikan sorotan terhadap Unilever pemimpin pasar di sektor konsumer. "Manajemen Unilever perlu melakukan berbagai strategi inovasi demi menjaga kepemimpinan di tengah pasar dalam negeri yang semakin kompetitif," kata dia. Nafan juga melihat upaya Unilever membuat jajaran direksinya menjadi lebih ringkas adalah hal yang baik. "Momen pergantian direksi dapat menjadi peluang untuk melakukan penyesuaian navigasi bisnis yang lebih baik lagi. Yang paling penting, bagaimana melakukan eksekusi strategi bisnis dengan lebih baik," ujar Nafan.
Baca Juga: JP Morgan Prediksi Harga Saham Blue Chip Ini Akan Kembali Ke Level 5.000 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto