KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham Indonesia mulai bergairah pada awal semester kedua 2024. Analis rekomendasi sejumlah saham blue chip untuk dicermati pada perdagangan hari ini, Kamis 11 Juli 2024. Tren positif perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) terlihat dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang meningkat. IHSG ditutup menguat 0,24% atau 17,240 ke poin 7.287,042 pada akhir perdagangan Rabu (10/7). Selama perdagangan lima hari terakhir, IHSG terakumulasi naik 71,86 poin atau 1%. Pada perdagangan akhir semester 1 atau 28 Juni 2024, IHSG terkoreksi 2,88% secara year to date ke level 7.063,58.
Dengan tren kenaikan ini, IHSG per 10 Juli 2024 telah menguat 0,20% sejak awal tahun. Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Wahyu Saputra mengatakan IHSG kemarin ditutup positif dan
false break pada level 7,308. Ia melihat indikator
stochastic masih bergerak
bearish, MACD histogram bergerak positif atau pada garis
bullish dan volume meningkat. "Jika kembali bergerak
bearish, IHSG diperkirakan akan kembali melemah ke kisaran support 7,220 – 7,239, namun jika IHSG mampu bergerak
bullish, IHSG berpeluang menembus
resistance 7,313 – 7,338," jelas Wahyu pada Kontan, Rabu (10/7). Wahyu memperkirakan arah pergerakan IHSG pada sesi perdagangan Kamis 11 Juli 2024 akan dipengaruhi data ekonomi luar negeri yaitu ada Pidato Ketua The Fed Jerome Powell, data penjualan mobil baru Jepang, keputusan suku bunga Korea Selatan, data inflasi Jerman serta data GDP Inggris. Equity Research Analyst, Alrich Paskalis Tambolang menganalisa, IHSG membentuk pola
spinning top yang diiringi Indikator MACD yang bergerak
sideaways. Selain itu, Pasar juga diperkirakan akan masih
wait and see terhadap rilis data Inflasi Amerika Serikat Kamis (11/7). "Sehingga, kami memperkirakan IHSG akan mengalami konsolidasi dalam rentang 7,250-7,300," jelas Alrich pada Kontan, Rabu (10/7). Alrich melihat pasar di Kawasan Eropa akan disibukkan dengan beberapa rilis data penting dari Jerman dan Inggris. Inggris dijadwalkan merilis GDP untuk bulan Mei yang diperkirakan akan tumbuh ke level 1,20% dari sebelumnya di 0,60%. Pertumbuhan GDP menunjukkan perbaikan ekonomi di Inggris yang sempat terancam resesi. "Selain itu, pasar juga menantikan rilis data inflasi untuk bulan Juni di Jerman yang diperkirakan akan turun ke level 2,20% dari sebelumnya di 2,40%," ujarnya. Sementara dari Amerika, menurutnya pasar juga menantikan rilis data inflasi bulan Juni yang diperkirakan akan turun menuju level 3,10% dari sebelumnya di 3,30%. Penurunan inflasi memberikan tambahan tekanan bagi The Fed untuk segera melakukan pemangkasan suku bunga, mengingat target inflasi telah mendekati kisaran 2% dan tingkat pengangguran yang naik ke level 4,10%. Alrich merekomendasikan untuk mencermati saham EXCL, ISAT, TLKM, MAPI dan CPIN.
Sementara Wahyu merekomendasikan untuk
buy saham PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO) dengan target Harga Rp 1.285 - 1.305. Rekomendasi
buy juga pada saham PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) dengan target Harga Rp 3.000 - 3.050. Lalu
buy saham pada PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan target Harga Rp 3.220 - 3.280. Kemudian
buy saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dengan target Harga Rp 9.700 - 9.875 per saham.
Baca Juga: Marak Buyback Saham-Saham Blue Chip, Mana yang Layak Beli? Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto