KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun 2025, pergerakan saham PT Unilever Indonesia Tbk (
UNVR) terus berada di zona merah. Harga saham
blue chip ini bertengger di Rp 1.565 pada penutupan perdagangan Rabu (5/2). Posisi ini terkoreksi 16,98% secara tahun berjalan dan melemah 83,45% dalam lima tahun perdagangan terakhir. Direktur PT Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus menyebutkan, saham UNVR telah mengalami tren penurunan sejak 2017, seiring dengan melemahnya kinerja perusahaan dari tahun ke tahun.
Faktor utama yang menekan UNVR antara lain daya beli masyarakat yang menurun serta persaingan ketat dari produk sejenis. Selain itu, harga saham UNVR yang tergolong premium turut menjadi katalis negatif. Daniel bilang, meskipun perusahaan telah melepas bisnis es krim demi efisiensi dan merombak jajaran direksi untuk meningkatkan kinerja, hasil dari langkah-langkah ini kemungkinan baru akan terlihat tahun ini.
Baca Juga: Indeks Kompas100 Dikocok Ulang, Simak Prospek Kinerja Konstituen Barunya "Jika ada perbaikan kinerja, ada potensi sahamnya akan
rebound. Untuk saat ini
wait and see dulu saja untuk UNVR mengingat tekanan jualnya masih cukup kencang," kata Daniel kepada Kontan, Rabu (5/2).
Technical Analyst Maybank Sekuritas Satriawan Haryono menjelaskan saham UNVR masih berada dalam tren turun yang telah berlangsung sejak mencapai puncaknya di Rp 11.625 pada Januari 2018 hingga saat ini. Meskipun terdapat indikasi potensi
rebound, seperti posisi UNVR yang mendekati level
oversold dan munculnya
bullish divergence antara harga dan indikator RSI, belum ada konfirmasi dari sisi harga maupun volume. Hingga saat ini, tekanan jual masih mendominasi perdagangan. "Secara teknikal, UNVR masih berpotensi koreksi menuju target
rounding top pattern di Rp 1.465 dan menuju
last low di Rp 1.220 yaitu
support yang sudah terbentuk sejak Januari 2008," jelas Satriawan kepada Kontan, Rabu (5/2).
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, menjelaskan bahwa harga saham UNVR masih berada dalam tren penurunan karena belum ada sentimen positif yang mampu mengangkatnya. Kinerja baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih pun masih terbilang mengecewakan.
"Untuk di tahun ini, saya menyarankan untuk menunggu kinerja keuangan kuartal I-2025 terlebih dahulu," kata Nafan kepada Kontan, Selasa (4/2). Pasalnya, UNVR masih menghadapi tantangan berat akibat ketatnya persaingan di industrinya. Emiten-emiten kompetitor memiliki produk yang diterima dengan baik di pasar, sehingga UNVR harus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas bisnisnya sambil menerapkan tata kelola perusahaan yang baik guna memperbaiki kinerja. Nafan merekomendasikan untuk
hold saham UNVR di target harga Rp 1.685 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News