Saham Blue Chip Tertekan, Cermati Rekomendasi Analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham emiten blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Oktober 2023 ini dalam tren melemah. 

BEI mengelompokkan saham blue chip dalam indeks LQ45. Penurunan harga saham blue chip menyebabkan indeks LQ45 tertekan.

Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Divion Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi Riawan mengatakan, saat ini, saham blue chip di Indonesia mengalami penurunan harga akibat dampak pandemi Covid-19 maupun karena ketidakpastian politik global. 


“Namun, hal ini bisa menjadi peluang bagi para pelaku pasar untuk membeli saham blue chip dengan harga murah dan menunggu harga naik kembali di masa depan.” kata Reza kepada Kontan.co.id, Kamis (26/10).

Baca Juga: BEI Evaluasi Indeks, Simak Rekomendasi Saham dari Analis Berikut

Adapun saham-saham blue chip yang direkomendasikan oleh Reza antara lain . PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), yang merupakan bank swasta terbesar di Indonesia dengan jaringan ATM terluas dan kinerja keuangan yang solid. 

Saham ini memiliki rasio PE 24,9x dan PBV 5x per 31 Desember 2022. Saham BBCA juga memberikan dividen sebesar Rp 1.050 per saham atau dividend yield 2% pada tahun 2022.

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), yang merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia dengan layanan seluler, tetap, broadband, dan digital. 

Saham TLKM memiliki rasio PE 14x dan PBV 2x per 31 Desember 2022. Saham TLKM juga memberikan dividen sebesar Rp 147 per saham atau dividend yield 4% pada tahun 2022.

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), perusahaan konsumen terbesar di Indonesia dengan produk-produk unggulan seperti sabun, deterjen, pasta gigi, sampo, minyak goreng, dan lain-lain. 

 
UNVR Chart by TradingView

Baca Juga: Harga Saham Blue Chip Berguguran Oktober 2023, Cek yang Murah Untuk Mulai Investasi

Saham UNVR memiliki rasio PE 38x dan PBV 25x per 31 Desember 2022. Saham UNVR juga memberikan dividen sebesar Rp 1.100 per saham atau dividend yield 2% pada tahun 2022.

Namun Reza menambahkan, tentu saja, para pelaku pasar juga perlu melakukan riset lebih lanjut dan menganalisis sendiri saham-saham blue chip yang mereka minati. “Investor juga perlu memperhatikan profil risiko dan tujuan investasinya sebelum membeli saham blue chip” tutup Reza

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli