Rekomendasi Saham Blue Chip - JAKARTA. Info penting untuk para investor penyuka saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sejumlah saham blue chip yang terkait dengan emas layak untuk masuk portofolio investasi. Hal ini karena harga emas di pasar dunia dalam tren naik dan bahkan mencetak rekor tertinggi. Emas kembali cetak rekor harga tertinggi sepanjang masa alias
all time high (ATH) pada Kamis (21/3). Penguatan harga emas ini terjadi seiring melemahnya dolar Amerika Serikat (AS). Harga emas dunia mencapai level tertingginya dil evel US$ 2.222 per ons troi pada Kamis (21/3) pukul 00.00 WIB. Lonjakan harga ini sejalan dengan Federal Reserve (The Fed) Amerika yang mempertahankan suku bunga acuan di pertemuan FOMC bulan Maret 2024.
Hal ini kemudian berdampak positif pada emiten-emiten produsen emas dalam negeri. Pada perdagangan hari ini, Kamis (21/3) beberapa saham produsen emas turut mencatat kenaikan. Saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (
ANTM) menanjak 2,41% ke level harga Rp 1.700 per saham. Dalam sebulan terakhir, harga saham ANTM telah naik 200 poin atau 13,33%.
Kemudian harga saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA) melesat 6,19% ke level Rp 2.4000 per saham. Namun dalam perdagangan sebulan terakhir, harga saham MDKA terakumulasi melemah 10 poin atau 0,41%. Selanjutnya, harga saham PT Archi Indonesia Tbk (
ARCI) ditutup menguat 3,53% ke level harga Rp 352 per saham. Namun sebulan terakhir, harga saham ARCI terakumulasi masih melemah 14 poin atau 3,83%. Dari tiga saham tersebut, dua saham termasuk saham blue chip. Saham blue chip adalah saham lapis satu di bursa efek yang memiliki fundamental kuat, nilai kapitalisasi pasar besar hingga ratusan juta rupiah serta telah terdaftar lama di bursa. Di BEI, saham blue chip identik dengan saham di Indeks LQ45. Indeks LQ45 berisi 45 saham paling likuid dan bernilai kapitalisasi pasar besar. Saham MDKA dan ANTM adalah saham di LQ45.
Baca Juga: Harga Saham Blue Chip Ini Turun Hampir 6% Sebulan, Analis Rekomendasi Beli Equity Analyst PT Pilarmas Investindo Sekuritas Arinda Izatty menilai, emiten ANTM memiliki
price to earnings ratio (PER) 10,74x atau lebih baik daripada emiten lain, lalu
return on asset (ROA) sebesar 10,7% serta
return on equity (ROE) sebesar 15%, dan DER sebesar 0,44 atau paling kecil daripada emiten lain, serta masih di bawah 1,00 yang dapat diartikan rasio utangnya masih sehat. "Ada banyak sentimen yang mendorong kenaikan atau penurunan harga emas, namun yang paling besar korelasinya biasanya ada pada kebijakan moneter Amerika, dalam hal menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga," kata Arinda kepada Kontan.co.id, Kamis (21/3). Namun, apabila tingkat suku bunga The Fed turun, maka permintaan dolar AS akan turun dan pelaku pasar cenderung memilih emas dalam berinvestasi daripada dolar AS. Arinda memperkirakan pemangkasan suku bunga akan terjadi di bulan Juni 2024. Selain itu, The Fed juga masih memproyeksikan akan menurunkan tingkat suku bunga dengan rentang 4,5%-5%. Tidak hanya kebijakan moneter, namun tensi geopolitik juga menurutnya tetap perlu diperhatikan. Di mana adanya peperangan antara Rusia-Ukraina serta Israel-Hamas menyebabkan ketidakpastian pasar dan dapat memicu naiknya harga emas. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer melihat menilai harga emas disebabkan pelemahan dolar indeks dan imbal hasil treasury menurun karena melemahnya data ekonomi Amerika Serikat (AS) seperti
factory orders yang turun 3,6% MoM di Januari 2024. "Kemudian ada faktor lainnya dimana para investor memiliki ekspektasi kuat bahwa Federal Reserve AS akan melakukan penurunan suku bunga di semester II-2024," kata Khaer kepada Kontan.co.id, Kamis (14/3). Selain itu, karena emas merupakan komoditas aset lindung nilai, maka ketidakpastian dari pemilu AS di tahun ini, termasuk peningkatan tensi geopolitik global, seperti di Eropa Timur dan Timur Tengah juga turut mendorong penguatan komoditas ini. Hal ini kemudian berdampak positif pada emiten emiten produsen emas dalam negeri seperti saham ANTM yang menanjak 4,68% pada 5 hari perdagangan terakhir, selain itu MDKA di pekan lalu juga berhasil ditutup menguat 3,95%, begitu juga dengan emiten emas lainnya. "Kami sendiri masih melihat bahwa di semester I-2024 komoditas emas masih memiliki potensi penguatan yang cukup tinggi di mana didorong oleh sentimen geopolitik yang masih tinggi serta, kebijakan suku bunga AS," kata Khaer. Khaer merekomendasikan buy pada saham ANTM dengan target harga Rp 1.970 per saham dan
trading buy pada saham MDKA dengan target harga Rp 2.880 per saham, dan hold pada saham UNTR dengan target harga Rp 26.800 per saham.
Arinda memproyeksikan harga emas akan bergerak di level US$ 2.150 - US$ 2.250. Untuk rekomendasi saham dalam jangka pendek, ia merekomendasikan buy pada saham Rp 1.745 per saham, buy pada saham MDKA dengan target harga Rp 2.490 per saham, dan buy pada saham ARCI dengan target harga Rp 360 per saham. Sementara dalam jangka panjang, ia merekomendasikan buy pada saham ANTM dengan target harga Rp 1.950 per saham dan buy pada saham MDKA dengan target harga Rp 3.050 per saham. Itulah rekomendasi saham blue chip untuk perdagangan hari ini, 22 Maret 2024. Ingat, segala risiko investasi atas rekomendasi saham blue chip di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto