Saham BNBR dan TIFA Dipantau BEI, Cermati Rekomendasi Analis



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan PT Tirta Mahakam Resources Tbk (TIRT) setelah keduanya mengalami kenaikan harga yang dinilai di luar kewajaran atau unusual market activity (UMA).

Dalam pengumuman BEI pada 5 Desember 2025, regulator menegaskan bahwa status UMA tidak otomatis menunjukkan adanya pelanggaran terhadap aturan pasar modal. Namun, investor diminta mencermati kembali aksi korporasi, kinerja emiten, serta informasi publik lainnya.

Data RTI menunjukkan saham BNBR melonjak 30,65% dalam sepekan dan 97,56% dalam sebulan terakhir. Secara year to date (YTD), BNBR sudah terapresiasi 131,43%.


Baca Juga: Pergerakan IHSG Ditopang Saham Emiten di Papan Pengembangan, Cek Rekomendasi Analis

Kenaikan saham ini lebih tajam terlihat pada saham TIRT yang naik 56,45% dalam sepekan, 120,45% dalam sebulan, dan melesat 193,94% sejak awal tahun.

Analis Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan, menjelaskan bahwa BNBR sempat menarik perhatian pasar karena rencana konversi utang besar melalui private placement senilai sekitar Rp 855 miliar.

Aksi ini memunculkan harapan restrukturisasi keuangan sehingga arus kas lebih sehat dan memberi sentimen positif bagi harga saham.

 
BNBR Chart by TradingView

“Sementara, TIRT masuk daftar UMA akibat lonjakan harga dan volume transaksi yang tidak wajar,” kata David kepada Kontan, Senin (8/12/2025).

David menilai BNBR berpotensi memperbaiki struktur keuangan jika konversi utang berjalan mulus. Beban bunga dapat turun, likuiditas membaik, dan rasio solvabilitas lebih sehat.

Dengan manajemen yang mampu menstabilkan arus kas dan menjalankan operasional secara efisien, peluang *rebound* harga saham masih terbuka.

Baca Juga: Aksi Net Sell Asing pada Saham Eks MSCI Mulai Reda, Cermati Rekomendasi Analis

Untuk TIRT, pencabutan suspensi dan meningkatnya optimisme memberi ruang bagi emiten untuk memperbaiki tata kelola dan laporan keuangan. “Sahamnya masih berpotensi mengalami rebound teknikal dan spekulatif yang menarik,” ujarnya.

Meski demikian, David mengingatkan bahwa BNBR dan TIRT tergolong saham spekulatif dengan risiko tinggi. Investor disarankan hanya menempatkan porsi kecil dari portofolionya pada saham-saham tersebut.

“Jika sentimen positif berlanjut dan target jangka pendek tercapai, harga bisa terapresiasi 10%–20% dari level saat ini,” jelasnya.

Baca Juga: Kinerja Saham Lapis Kedua Mulai Tersendat, Begini Saran Analis

Saat ini BNBR diperdagangkan di level Rp 81 per saham, sementara TIRT berada di Rp 97 per saham.

Selanjutnya: 5 Makanan Fermentasi yang Bagus untuk Kesehatan Usus, Ada Tempe

Menarik Dibaca: 5 Makanan Fermentasi yang Bagus untuk Kesehatan Usus, Ada Tempe

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News