KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca libur panjang akhir pekan, pergerakan saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) melonjak pesat. Ini melanjutkan tren positif yang terjadi di pekan lalu.

Pada perdagangan Selasa (17/9) hingga pukul 10.30, saham BRIS telah meroket hingga 9,09% dari harga akhir pekan lalu. Kini, harganya berada di level Rp 3.120 per saham dan berpotensi mencapai harga rekor tertinggi pada perdagangan hari ini.

Seperti diketahui,  Saham BRIS telah menembus rekor all-time high (ATH) atau level tertinggi sepanjang tahun 2024 ke level Rp 2.880 pada penutupan perdagangan Kamis (12/9). 

Baca Juga: Begini Tanggapan OJK Soal Belum Adanya Calon Pesaing Baru BSI

Jika melihat secara year to date, BRIS telah meroket hingga 78,74%. Kalau dalam sebulan terakhir, harga sahamnya sudah naik 19,16%.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, kenaikan saham tersebut mencerminkan bahwa investor dan masyarakat masih percaya bahwa BSI itu bank yang dikelola dengan baik.

Hery bilang hal tersebut tercermin dalam laporan keuangan per Juni 2024 yang mencatat laba BSI mampu tumbuh di atas 20%. Hal tersebut didukung oleh aset yang juga tumbuh 15%.

“Ini menunjukkan bahwa bank dengan pertumbuhan tertinggi sekarang di Indonesia.Tidak hanya dibandingkan dengan syariah, tapi juga dengan perbankan secara nasional,” ujar Hery.

Lebih lanjut, Hery memastikan kenaikan saham ini tidak ada kaitannya dengan rencana aksi korporasi. Sebab, ia bilang untuk saat ini belum ada rencana tersebut dalam waktu dekat.

Baca Juga: Simak Prospek Kinerja Emiten BUMN di Tengah Target Dividen Tahun 2025

Ia hanya bilang sebagai bank yang sedang berkembang, pastinya ada melirik bank-bank lain. Namun, untuk saat ini belum ada yang membuat BSI tertarik.

“Mood-nya siap gitu, kalau ada yang memang ditawarkan, ada yang bagus kenapa tidak. Tapi hari ini belum kelihatan target,” tandasnya.

Selanjutnya: Mitos atau Fakta, Microwave Dapat Membunuh Bakteri dan Virus pada Makanan

Menarik Dibaca: Mitos atau Fakta, Microwave Dapat Membunuh Bakteri dan Virus pada Makanan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi