JAKARTA. Prospek emiten konstruksi, terutama emiten pelat merah, semakin cerah. Sedikitnya ada dua faktor yang bakal mengerek kinerja emiten konstruksi. Selain potensi guyuran belanja infrastruktur pada tahun depan, rencana pemerintah membebaskan setoran dividen BUMN konstruksi turut mengerek prospek saham mereka. Mulai tahun depan, pemerintah berniat menghapus setoran dividen BUMN sektor konstruksi, terutama yang mengerjakan proyek jalan tol. Kebijakan ini demi mengejar target pembangunan jalan tol sepanjang 1.562 km dalam tempo lima tahun. Rencana ini mendapat respons positif manajemen emiten BUMN konstruksi. Direktur Keuangan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) Tunggul Rajagukguk menyatakan, rata-rata emiten BUMN konstruksi wajib menyetor dividen sebesar 30% dari total laba bersih. Jika dividen dihapus, menurut dia, WSKT berpotensi mendapat tambahan modal Rp 150 miliar. Tahun ini, WSKT menargetkan laba bersih Rp 450 miliar.
Saham BUMN konstruksi kian kokoh
JAKARTA. Prospek emiten konstruksi, terutama emiten pelat merah, semakin cerah. Sedikitnya ada dua faktor yang bakal mengerek kinerja emiten konstruksi. Selain potensi guyuran belanja infrastruktur pada tahun depan, rencana pemerintah membebaskan setoran dividen BUMN konstruksi turut mengerek prospek saham mereka. Mulai tahun depan, pemerintah berniat menghapus setoran dividen BUMN sektor konstruksi, terutama yang mengerjakan proyek jalan tol. Kebijakan ini demi mengejar target pembangunan jalan tol sepanjang 1.562 km dalam tempo lima tahun. Rencana ini mendapat respons positif manajemen emiten BUMN konstruksi. Direktur Keuangan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) Tunggul Rajagukguk menyatakan, rata-rata emiten BUMN konstruksi wajib menyetor dividen sebesar 30% dari total laba bersih. Jika dividen dihapus, menurut dia, WSKT berpotensi mendapat tambahan modal Rp 150 miliar. Tahun ini, WSKT menargetkan laba bersih Rp 450 miliar.