HONGKONG. Saham-saham China yang ditransaksikan di bursa Hongkong menjadi saham dengan performa paling buruk dunia bulan ini. Pemicunya, adanya kejahatan (fraud) di sejumlah perusahaan menambah kecemasan mengenai perlambatan pertumbuhan ekonomi. The Hang Seng China Enterprises Index dari 40 perusahaan China sudah mengalami penurunan 6,7% pada bulan ini. Penurunan tersebut merupakan yang terbesar dari 91 indeks acuan global yang dihimpun Bloomberg. Pada penutupan siang ini, indeks yang sama turun 0,6% menjadi 12.395,2. Asal tahu saja, saat ini pihak regulator dan investor memang tengah mengawasi dengan ketat perusahaan China yang listing di luar negeri. Langkah itu dilakukan setelah adanya pemeriksaan atas kejahatan kepada sejumlah perusahaan seperti Longstop Financial Technologies Ltd, Chaoda Modern Agriculture (Holding) Ltd, dan Sino Forest Corp. Penurunan saham juga dipicu oleh spekulasi yang mengatakan bahwa bank sentral masih akan tetap menaikkan suku bunga meskipun pemulihan ekonomi global tersendat. "Skandal yang ada di China mengguncang tingkat kepercayaan investor dan kondisi itu akan berdampak pada harga saham," jelas Lee King Fuei, fund manager Schroeders Plc. Dia menambahkan, penurunan tersebut merupakan refleksi kepanikan investor global akan kondisi yang terjadi di China dan global.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Saham China di bursa Hongkong sandang predikat terburuk di dunia
HONGKONG. Saham-saham China yang ditransaksikan di bursa Hongkong menjadi saham dengan performa paling buruk dunia bulan ini. Pemicunya, adanya kejahatan (fraud) di sejumlah perusahaan menambah kecemasan mengenai perlambatan pertumbuhan ekonomi. The Hang Seng China Enterprises Index dari 40 perusahaan China sudah mengalami penurunan 6,7% pada bulan ini. Penurunan tersebut merupakan yang terbesar dari 91 indeks acuan global yang dihimpun Bloomberg. Pada penutupan siang ini, indeks yang sama turun 0,6% menjadi 12.395,2. Asal tahu saja, saat ini pihak regulator dan investor memang tengah mengawasi dengan ketat perusahaan China yang listing di luar negeri. Langkah itu dilakukan setelah adanya pemeriksaan atas kejahatan kepada sejumlah perusahaan seperti Longstop Financial Technologies Ltd, Chaoda Modern Agriculture (Holding) Ltd, dan Sino Forest Corp. Penurunan saham juga dipicu oleh spekulasi yang mengatakan bahwa bank sentral masih akan tetap menaikkan suku bunga meskipun pemulihan ekonomi global tersendat. "Skandal yang ada di China mengguncang tingkat kepercayaan investor dan kondisi itu akan berdampak pada harga saham," jelas Lee King Fuei, fund manager Schroeders Plc. Dia menambahkan, penurunan tersebut merupakan refleksi kepanikan investor global akan kondisi yang terjadi di China dan global.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News