Saham dan Obligasi Adani Group Anjlok Pasca Pendirinya Didakwa Kasus Penyuapan di AS



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Saham dan obligasi Adani Group India mengalami penurunan signifikan selama dua hari berturut-turut setelah pendiri grup tersebut, Gautam Adani, didakwa oleh jaksa AS dalam kasus dugaan penyuapan senilai US$ 265 juta.  

Pada Jumat (22/11), saham Adani Green Energy turun hingga 8% dalam perdagangan pagi, dengan total penurunan nilai pasar mencapai US$ 7 miliar sejak berita dakwaan muncul. Secara keseluruhan, nilai pasar saham gabungan konglomerat ini telah kehilangan US$ 33 miliar.  

Jaksa AS menuduh Adani dan tujuh orang lainnya terlibat dalam skema suap untuk mendapatkan kontrak pembangunan proyek energi surya terbesar di India, yang diproyeksikan menghasilkan laba US$ 2 miliar selama 20 tahun. 


Baca Juga: Gautam Adani Terseret Kasus Penyuapan di AS, Harga Obligasi Adani Group Anjlok

Adani Group membantah tuduhan tersebut, menyebutnya tidak berdasar, dan berjanji akan menempuh jalur hukum.  

Obligasi Adani Ports yang jatuh tempo pada 2027 diperdagangkan di harga 91,5 sen per dolar, turun lebih dari 1 sen dalam satu hari dan lebih dari 4 sen dibandingkan harga pada Rabu. 

Obligasi dengan jatuh tempo lebih panjang juga mengalami penurunan hingga 5 sen dalam dua hari terakhir, mendekati 80 sen per dolar.  

Lembaga pemeringkat S&P memperingatkan bahwa kebutuhan pendanaan besar untuk mendukung rencana pertumbuhan Adani Group dapat terhambat akibat situasi ini. 

Baca Juga: Bursa India Memerah Kamis (21/11), Saham Adani Anjlok Akibat Dakwaan Penyuapan di AS

Akses ke pasar ekuitas dan utang yang kini terbatas dapat memicu penurunan peringkat untuk beberapa anak perusahaan, seperti Adani Electricity dan Adani Ports.  

Kontroversi ini juga berdampak pada proyek internasional Adani Group. Kenya membatalkan pengadaan senilai hampir US$ 2 miliar yang semula diharapkan akan memberikan kendali Adani atas bandara utama negara tersebut. 

Selain itu, perjanjian kemitraan publik-swasta senilai US$ 736 juta untuk membangun jaringan transmisi listrik juga dibatalkan.  

Sementara itu, Adani Green Energy membatalkan penjualan obligasi AS senilai US$ 600 juta yang direncanakan sebelumnya.  

Baca Juga: Kasus Suap Alokasi Dana Hibah, KPK Cegah Ketua DPRD Jatim dan 20 Orang Lainnya

Analis independen Nimish Maheshwari menyebutkan bahwa kontroversi ini dapat menghambat investasi internasional di sektor energi terbarukan India, yang merupakan pilar penting dalam mencapai tujuan iklim global. 

Maheshwari memperkirakan investor akan meminta transparansi dan uji tuntas yang lebih ketat, sehingga memperlambat pendanaan proyek.  

Adani Group tetap menjadi pemain besar di pasar domestik India. Namun, Citigroup memperkirakan eksposur bank-bank India terhadap grup ini kurang dari 1% dari total pinjaman mereka, sehingga dampaknya terhadap sistem perbankan nasional masih terbatas.  

Selanjutnya: Harga Minyak dan Bawang Kompak Naik di Bali, Jumat (22/11)

Menarik Dibaca: Sebelum Tidur, Coba Konsumsi Minuman Penurun Berat Badan yang Efektif Ini

Editor: Noverius Laoli