KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa saham tercatat sukses memberikan return atau imbal hasil tertinggi sepanjang Januari 2019. Beberapa saham tersebut berhasil mencatatkan kenaikan saham hingga lebih dari 70% di bulan lalu. Berdasarkan RTI, saham BNLI mencatat penguatan hingga 78,40% ke harga Rp 1.115, diikuti FREN yang naik 74,36% ke harga Rp 136, saham BUMI naik 57,28% ke Rp 162, saham ENRG juga menguat 52% di harga Rp 76, dan PPRO yang menguat 38,46% ke Rp 162. Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, kenaikan saham-saham tersebut sebagian besar didorong sentimen January Effect. Hal ini membuat ruang penguatan bagi saham-saham tersebut tidak akan berlangsung lama. "Rata-rata pergerakan harga sahamnya juga sudah ketinggian. Ditambah lagi, kebanyakan penguatan tersebut tidak didukung fundamental perusahaan tersebut," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Sabtu (2/1). Dengan kondisi tersebut, Nafan cenderung merekomendasikan investor untuk hold saham saham dengan return terbesar di Januari itu. Saham BNLI dinilai sudah sangat bullish, disarankan hold dengan target harga Rp 1.150, begitu juga dengan saham FREN dengan target harga Rp 157. Selain itu, saham BUMI juga disarankan hold dengan target harga Rp 191, diikuti ENRG dengan target Rp 101 dan PPRO dengan target harga Rp 184. Meskipun dari saham saham tersebut, hanya PPRO yang dinilai memiliki fundamental bagus, Nafan tetap merekomendasikan investor untuk menahan semua saham itu. "Ini karena, January Effect, (penguatan) karena buy on rumors," tandasnya. Kepala Riset Astronacci International Anthonius Edyson mengatakan, secara teknikal saham saham tersebut tengah memasuki tren bullish. Hal tersebut dikonfirmasi, dengan pergerakan yang terus berada di atas moving average 34. "Kecuali saham ENRG, masih rawan koreksi karena kenaikannya hanya rebound sementara saja," kata Anthonius kepada Kontan, Minggu (3/2). Dengan kecenderungan tersebut, Astronacci International memperkirakan penguatan tersebut kurang lebih akan berlangsung hingga Maret 2019. Dengan rekomendasi untuk investor yakni, buy on weakness. Rekomendasi tersebut berlaku untuk seluruh saham pembagi return di atas, kecuali untuk ENRG. "Kalau saat ini menguat, itu karena January Effect, saya belum lihat ada faktor lain," tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Saham dengan return tertinggi di Januari masih bullish, hati-hati koreksi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa saham tercatat sukses memberikan return atau imbal hasil tertinggi sepanjang Januari 2019. Beberapa saham tersebut berhasil mencatatkan kenaikan saham hingga lebih dari 70% di bulan lalu. Berdasarkan RTI, saham BNLI mencatat penguatan hingga 78,40% ke harga Rp 1.115, diikuti FREN yang naik 74,36% ke harga Rp 136, saham BUMI naik 57,28% ke Rp 162, saham ENRG juga menguat 52% di harga Rp 76, dan PPRO yang menguat 38,46% ke Rp 162. Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, kenaikan saham-saham tersebut sebagian besar didorong sentimen January Effect. Hal ini membuat ruang penguatan bagi saham-saham tersebut tidak akan berlangsung lama. "Rata-rata pergerakan harga sahamnya juga sudah ketinggian. Ditambah lagi, kebanyakan penguatan tersebut tidak didukung fundamental perusahaan tersebut," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Sabtu (2/1). Dengan kondisi tersebut, Nafan cenderung merekomendasikan investor untuk hold saham saham dengan return terbesar di Januari itu. Saham BNLI dinilai sudah sangat bullish, disarankan hold dengan target harga Rp 1.150, begitu juga dengan saham FREN dengan target harga Rp 157. Selain itu, saham BUMI juga disarankan hold dengan target harga Rp 191, diikuti ENRG dengan target Rp 101 dan PPRO dengan target harga Rp 184. Meskipun dari saham saham tersebut, hanya PPRO yang dinilai memiliki fundamental bagus, Nafan tetap merekomendasikan investor untuk menahan semua saham itu. "Ini karena, January Effect, (penguatan) karena buy on rumors," tandasnya. Kepala Riset Astronacci International Anthonius Edyson mengatakan, secara teknikal saham saham tersebut tengah memasuki tren bullish. Hal tersebut dikonfirmasi, dengan pergerakan yang terus berada di atas moving average 34. "Kecuali saham ENRG, masih rawan koreksi karena kenaikannya hanya rebound sementara saja," kata Anthonius kepada Kontan, Minggu (3/2). Dengan kecenderungan tersebut, Astronacci International memperkirakan penguatan tersebut kurang lebih akan berlangsung hingga Maret 2019. Dengan rekomendasi untuk investor yakni, buy on weakness. Rekomendasi tersebut berlaku untuk seluruh saham pembagi return di atas, kecuali untuk ENRG. "Kalau saat ini menguat, itu karena January Effect, saya belum lihat ada faktor lain," tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News