Saham Dharma Polimetal (DRMA) Masih Tertekan, Begini Rekomendasi Analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) masuk ke industri kendaraan listrik (EV) dengan produksi komponen mobil listrik. Analis memandang DRMA memiliki prospek yang positif ke depan.

Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda menyebutkan, masuknya DRMA ke industri EV membawa efek positif terhadap kinerja emiten. Sebab, pada tahun ini diperkirakan permintaan motor dan mobil listrik akan meningkat didukung bantuan pemerintah, khususnya untuk kendaraan roda dua.

"Sehingga ini menjadi peluang yang bagus untuk DRMA," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (23/4).


Ia juga memandang penjualan mobil EV di 2024 cukup cerah. Vicky memaparkan bahwa jika melihat dari data Maret 2024, volume penjualan wholesale mobil listrik berbasis baterai/BEV di Indonesia mencapai 2.100 unit.

Baca Juga: Sucor Sekuritas Pandang Positif Outlook Dharma Polimental (DRMA), Ini Rekomendasinya

"Kuartal I 2024 angka penjualan BEV menyentuh 5.900 unit, lebih tinggi dibandingkan kuartal I 2023 yang hanya 1.700 unit," jelasnya.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama sepakat bahwa prospek DRMA masih positif. Terlihat dari kinerja DRMA yang tumbuh positif di 2023.

"Di tengah persaingan yang ketat, DRMA mampu mencetak pertumbuhan kinerja yang baik di 2023," tuturnya.

Sayangnya, pertumbuhan kinerja keuangan perseroan belum tercermin pada pergerakan sahamnya. Berdasarkan data RTI, saham DRMA tertekan sejak awal tahun turun 32,75% ke Rp 955 per Selasa (23/4).

Nafan menilai, tertekannya harga DRMA karena dalam fase downtrend. Selain itu, valuasinya masih tinggi sehingga belum dilirik investor.

Baca Juga: Dharma Polimetal (DRMA) Makin Serius Bisnis Komponen EV, Incar Pendapatan Naik 10%

Vicky sepakat, DRMA memiliki PBV 2,2 kali, dengan EV/Ebitda 5,5 kali dan P/E 7,3 kali. "Sedangkan secara teknikal DRMA masih berada di jalur tren penurunan," lanjutnya.

Namun, dengan kinerja keuangan yang positif dan prospek di komponen kendaraan listrik, Kiwoom Sekuritas merekomendasikan buy on weakness dengan target harga Rp 1.010. Sementara Nafan merekomendasikan hold dengan target harga Rp 1.050.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi