Saham Dharma Satya (DSNG) masih dalam tren bearish



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) berencana untuk mengakuisisi dua perusahaan kelapa sawit di Kalimantan Timur, yakni PT Bima Agri Sawit (BAS) dan PT Bima Palma Nugraha (BPN). Nilai akuisisi ini mencapai Rp 1,35 triliun. Karena merupakan transaksi material, akuisisi ini perlu mendapatkan restu para pemegang saham.

Dharma Satya mengakuisisi kedua perusahaan karena lokasinya berdekatan dengan perkebunan emiten ini. "Secara bisnis harusnya dengan adanya akuisi ini, prospeknya akan semakin baik seiring dengan semakin banyaknya CPO yang bisa dihasilkan. Pada akhirnya akan meningkatkan penjualan (asumsi harga ceteris paribus)," kata Mino, Analis Indo Premier Sekuritas, Jumat (2/11).

Kedua perusahaan sasaran ini sebenarnya masih merugi. Per 30 Juni 2018, Bima Palma Nugraha membukukan rugi tahun berjalan sebesar Rp 50,19 miliar. Sementara total liabilitasnya mencapai Rp 868,32 miliar. Demikian pula dengan Bima Agri Sawit yang mengalami kerugian sebesar Rp 13,61 miliar per 30 Juni 2018. Total kewajibannya juga mencapai Rp 657,09 miliar. Bahkan ekuitasnya masih tercatat negatif Rp 120,42 miliar.


Hingga Juni 2018, Bima Palma mencetak pendapatan Rp 147,82 miliar. Sedangkan pendapatan pada sepanjang tahun 2017 mencapai Rp 493,55 miliar.

Bima Agri Sawit meraup pendapatan Rp 70 miliar pada semester pertama tahun ini. Sepanjang tahun lalu, perusahaan perkebunan ini mengantongi pendapatan Rp 158,81 miliar.

Mino bilang, saat ini sektor perkebunan sawit sedang dalam tekanan harga CPO. Serta dari sisi pergerakan saham DSNG masih bearish sejak tahun 2007. "Sehingga menurut saya belum menarik untuk masuk atau beli, wait and see dulu," kata Mino.

Pada penutupan pasar modal, Jumat (2/11) saham DSNG ditututup turun 0,55% ke level harga Rp 364 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati