KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Saham-saham di bursa China tergelincir pada hari Selasa (23/1), mendekati level terendah dalam lima tahun pada sesi sebelumnya, sementara saham Hong Kong menguat setelah kabinet China berjanji untuk mengambil langkah-langkah yang lebih efektif untuk menstabilkan kepercayaan pasar. Mengutip Reuters, Selasa (23/1), rapat kabinet pada hari Senin (22/1) yang dipimpin oleh Perdana Menteri Li Qiang mengatakan bahwa pihaknya akan meningkatkan suntikan dana jangka menengah dan panjang di pasar modal untuk memperkuat stabilitas serta mendorong pembangunan yang sehat. Selera risiko semakin terangkat oleh laporan Bloomberg News bahwa para pembuat kebijakan berupaya untuk memobilisasi sekitar 2 triliun yuan (US$ 278,53 miliar), terutama dari rekening luar negeri perusahaan-perusahaan milik negara China, sebagai bagian dari dana stabilisasi untuk membeli saham dalam negeri melalui jaringan bursa Hong Kong.
Baca Juga: Dedolarisasi Makin Nyata, Yuan China Geser Dominasi Dolar AS di Rusia Namun, Indeks Komposit Shanghai masih berada di bawah angka psikologis yaitu 2.800 poin, dan CSI300 menyerah pada kenaikan awal, menyoroti sentimen investor yang sangat rapuh karena perekonomian China melemah dan pihak berwenang tampak enggan mengeluarkan stimulus besar. Indeks blue-chip CSI 300 turun 0,2% pada jeda tengah hari, dan SSEC turun 0,4%, sedangkan Indeks Hang Seng melonjak 2,5%. Yuan China juga rebound dari level terendahnya dalam dua bulan terhadap dolar yang dicapai sehari sebelumnya, ke level terkuatnya dalam lebih dari seminggu. “Komentar para pejabat tinggi menunjukkan bahwa Beijing enggan mencapai pertumbuhan jangka pendek dengan mengorbankan peningkatan risiko jangka panjang,” kata analis Nomura dalam sebuah catatan, mengacu pada prospek stimulus. "Kami memperkirakan kemerosotan ekonomi saat ini akan berlanjut hingga musim semi tahun ini." Liang Zhu, kepala investasi di AllianceBernstein di China, mengatakan apa yang terjadi di pasar China dalam beberapa hari terakhir mungkin merupakan penurunan terakhir yang dapat dialami investor. Baca Juga: Investor China Memburu Saham-Saham Pemberi Dividen Tinggi “Sebagai investor jangka panjang, kami sangat optimistis, ini hampir mencapai titik beku dan pemerintah akan mengambil tindakan,” ujarnya.