Saham di Papan Pemantauan Khusus Ambrol Akibat Skema Full Periodic Call Auction



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan skema full periodic call auction menuai kontroversi. Sampai akhirnya muncul petisi yang menuntut untuk menghapus skema periodic call auction di papan pemantauan khusus.

Pada dasarnya, sang pembuat petisi merasa ketentuan order book yang kosong mirip seperti judi karena investor harus nembak-nembak. Hingga Minggu (31/3) pukul 18:11 WIB, petisi ini sudah ditandatangani oleh 9.979 orang. 

Setelah implementasi skema perdagangan baru ini, mayoritas saham-saham yang berada di papan pemantauan khusus berguguran. Dalam catatan Kontan, dari 220 saham ada 105 saham yang ambles pada perdagangan Kamis (28/3). 


Saham PT Megalestari Epack Sentosaraya Tbk (EPAC) dan  PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) yang masing-masing ambles 20% dalam sehari. Kini harga saham EPAC dan DADA berada di level Rp 4. 

Baca Juga: Catat! Ini Rekomendasi Saham Unggulan Analis dan Arah IHSG pada Kuartal II

Praska Putrantyo, Chief Executive Officer Edvisor Profina Visindo menilai volatilitas yang terjadi di pasar, terutama pada saham di papan pemantauan khusus karena psikologis pelaku pasar belum bisa mengikuti. 

"Karena tadinya yang hanya mentok di Rp 50 per saham, sekarang karena papan pemantauan khusus harga sahamnya di turun sampai Rp 1 per saham," kata dia saat dihubungi Kontan, Minggu (31/3). 

Ini membuat psikologis investor menjadi ketakutan dan berpikir kalau harga saham yang masuk ke papan pemantauan khusus akan langsung anjlok di Rp 1. Padahal, perubahan harga akan terjadi bertahap. 

Praska mengatakan karena itu juga, investor yang tadinya‘nyangkut di saham gocapan akhirnya berbondong-bondong untuk berjualan. Menurutnya, untuk bisa menjual saham di pasar nego bukan hal yang mudah. 

Baca Juga: Masuki Kuartal II-2024, Simak Trading Plan & Rekomendasi Saham dari Ajaib Sekuritas

"Ini yang menjadi tantangan bagi pasar dengan adanya periodic call auction membuat harga saham lebih tertekan dan membuat volatilitas tinggi. Ini mengganggu psikologi trading," tandasnya. 

 
EPAC Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi