KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek emiten sektor batubara tampaknya masih berat untuk bangkit saat ini. Utamanya, karena dampak dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang masih terus berlanjut. Analis Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy mengatakan, situasi perang dagang yang tengah berlangsung saat ini, dipastikan memberi dampak negatif bagi seluruh sektor pertambangan. Kondisi tersebut juga berlaku bagi kinerja emiten sektor batubara. "Ini karena, sebagian besar penjualan komoditas tambang di Asia masih diserap oleh China. Jadi, kalau China semakin larut dengan perang dagang, maka industri manufaktur dan pembangkit listrik juga akan terhambat lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya," ujar Robertus kepada Kontan, Jumat (17/5).
Saham emiten batubara sulit bangkit
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek emiten sektor batubara tampaknya masih berat untuk bangkit saat ini. Utamanya, karena dampak dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang masih terus berlanjut. Analis Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy mengatakan, situasi perang dagang yang tengah berlangsung saat ini, dipastikan memberi dampak negatif bagi seluruh sektor pertambangan. Kondisi tersebut juga berlaku bagi kinerja emiten sektor batubara. "Ini karena, sebagian besar penjualan komoditas tambang di Asia masih diserap oleh China. Jadi, kalau China semakin larut dengan perang dagang, maka industri manufaktur dan pembangkit listrik juga akan terhambat lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya," ujar Robertus kepada Kontan, Jumat (17/5).