KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia tengah gencar menerapkan energi terbarukan untuk mencapai target Net Zero Emission atau emisi nol bersih pada 2060 atau lebih cepat. Sejalan dengan hal ini, membuat para investor tertarik untuk berinvestasi di sektor renewable energy atau energi terbarukan. Head Customer Literation and Education dari Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi mengatakan, emiten-emiten yang memiliki kontribusi atau beralih ke energi bersih akan menjadi buruan investor pada tahun 2024. “Bahkan buruan investor terhadap emiten di sektor energi terbarukan bukan hanya di tahun depan saja, melainkan juga dalam jangka panjang,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (27/12).
Audi menuturkan, jika berkaca dari initial public offering (IPO) pada emiten renewable energy yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO) yang berhasil meraup dana Rp 9,05 triliun dengan oversubscribed 3,81 kali, dan PT Barito Renewable Energy Tbk. (BREN) yang berhasil meraup Rp 3,13 triliun dengan oversubscribed 135 kali, sudah menggambarkan minat investor yang sangat tinggi akan sektor energi baru terbarukan. “Terlebih dari sisi kinerja di tahun 2023 yang tercatat tumbuh positif, seperti laba bersih ke induk BREN tumbuh 14,3% secara year on year, dan PGEO tumbuh 21,8% juga secara year on year,” kata dia. Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) Top Gainer, Barito Pacific (BRPT) Justru Top Loser LQ45 Selain itu, dia mengatakan, investor berminat untuk berinvestasi di sektor renewable energy karena mereka melihat adanya komitmen global yang semakin kuat. Apalagi, hasil dari pergelaran COP28 di Dubai pada November 2023 lalu, menyerukan untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan tiga kali lipat secara global. “Serta menggandakan tingkat rata-rata tahunan peningkatan efisiensi energi secara global pada tahun 2030,” ujar Audi. Diantara saham emiten sektor energi terbarukan, Audi merekomendasikan buy saham PGEO dengan dengan target harga sekitar Rp 1.430 per saham. Baca Juga: Mengulas Saham-Saham Jawara Indeks Kompas100, Simak Rekomendasi Sahamnya