KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan saham di sektor
healthcare atau kesehatan mengalami tren penguatan sejak awal tahun. Berdasarkan data statistik bursa pada Jumat (4/10), pergerakan saham
healthcare telah melonjak 14,76% secara
year to date (ytd). Ini menjadikan indeks sektor kesehatan tertinggi kedua setelah indeks sektor energi.
VP Senior Research Analyst BNI Sekuritas, Aurellia Setiabudi, mengungkapkan dua faktor utama penyebab pergerakan saham pada sektor kesehatan melonjak drastis.
Pertama, dari sisi fundamental, emiten rumah sakit yang termasuk dalam sektor kesehatan mencatatkan kinerja yang melampaui ekspektasi pasar sepanjang paruh pertama tahun 2024. Pencapaian ini didorong oleh pertumbuhan jumlah pasien yang signifikan serta peningkatan intensitas pendapat per pasien.
Baca Juga: Sejumlah Emiten Ini Terdampak Pelemahan Rupiah, Cermati Saran Analis Melihat kinerja keuangannya, pada semester I-2024 pendapatan rumah sakit kompak meningkat. Misalnya, PT Medikaloka Hermina Tbk (
HEAL) mengantongi laba bersih sebesar Rp 343,15 miliar di semester I-2024. Angka tersebut melonjak 69,59% jika dibandingkan pada periode yang sama pada tahun 2023 yaitu Rp 202,34 miliar. Begitu juga dengan pendapatan HEAL di semester I 2024 ini juga turut meningkat. HEAL mencatat pendapatan sebesar Rp 3,34 triliun atau tumbuh 24,16% jika dibandingkan semester I-2023.
Begitu juga dengan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (
MIKA) meraup pendapatan Rp 2,45 triliun di semester pertama 2024. Pendapatan MIKA meningkat 19,51% jika dibandingkan dengan semester pertama tahun lalu. Di periode yang sama, laba bersih Mitra Keluarga melesat 32,54% menjadi Rp 600,56 miliar dari sebelumnya Rp 453,10 miliar. "Selain itu, emiten rumah sakit berhasil meningkatkan EBITDA margin secara tahunan (yoy) berkat efisiensi biaya dan pengendalian operasional yang efektif," kata Aurellia kepada Kontan, Senin (7/10).
Baca Juga: Laju Emiten Sektor Otomotif Lambat, Cek Rekomendasi Saham Pilihan Analis Kedua, dari segi regulasi pemerintah. Komitmen pemerintah untuk memperbesar anggaran kesehatan dan memperkuat layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di seluruh Indonesia menjadi faktor kunci pendukung sektor ini. Regulasi penting seperti Perpres 59 Tahun 2024 dan KMK No. HK.01.07/MENKES/1366/2024 dirancang untuk memperkuat pelaksanaan UU Kesehatan Tahun 2023, yang bertujuan memperluas cakupan layanan kesehatan dan meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan medis. Di sisi lain, Aurellia berpendapat sektor kesehatan ialah sektor defensif dengan pertumbuhan pendapatan yang tinggi sekitar 15%, EBITDA sekitar 17% dan laba bersih sekitar 15% untuk tahun 2024.
Baca Juga: Saham GOTO Menguat Dua Hari Terakhir, Cermati Saran Analis "BNI Sekuritas melihat prospek dan kinerja saham healthcare tetap positif hingga akhir tahun," ujarnya. Aurellia merekomendasikan untuk
buy saham MIKA dan PT Siloam International Hospitals Tbk (
SILO) dengan target harga masing-masing Rp 3.400 dan Rp 3.200 per saham. Dirinya juga merekomendasikan untuk
Hold saham HEAL dengan target harga Rp 1.350 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli