KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Agustus 2018 yang masih membukukan defisit US$ 1,02 miliar, mendorong pemerintah untuk menaikkan porsi ekspor Tanah Air. Salah satu kesempatan yang dilirik Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita adalah, dengan mendorong ekspor di sektor tekstil. Apalagi, sektor tekstil merupakan penyumbang devisa terbesar ketiga saat ini, setelah ekspor minyak kelapa sawit (CPO), dan sektor pariwisata. Sehingga, upaya perbaikan neraca perdagangan bisa turut membantu menekan pelemahan nilai tukar rupiah. Menurut Mendag, salah satu komoditas ekspor industri manufaktur yang sangat mungkin meningkat adalah tekstil dan produk tekstil (TPT), di mana peningkatan ekspor ke Amerika Serikat (AS) dan Australia bisa mencapai 20%-25%.
Saham emiten tekstil cenderung sideways di tengah dorongan untuk ekspor
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Agustus 2018 yang masih membukukan defisit US$ 1,02 miliar, mendorong pemerintah untuk menaikkan porsi ekspor Tanah Air. Salah satu kesempatan yang dilirik Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita adalah, dengan mendorong ekspor di sektor tekstil. Apalagi, sektor tekstil merupakan penyumbang devisa terbesar ketiga saat ini, setelah ekspor minyak kelapa sawit (CPO), dan sektor pariwisata. Sehingga, upaya perbaikan neraca perdagangan bisa turut membantu menekan pelemahan nilai tukar rupiah. Menurut Mendag, salah satu komoditas ekspor industri manufaktur yang sangat mungkin meningkat adalah tekstil dan produk tekstil (TPT), di mana peningkatan ekspor ke Amerika Serikat (AS) dan Australia bisa mencapai 20%-25%.