Saham Energi Hijau Kian Menawan, Analis Jagokan ANTM dan INDY



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA.  Sudah banyak emiten di Bursa Efek Indonesia yang mengutamakan aspek environment, sosial and governance (ESG). 

Tak lama lagi, daftar saham emiten hijau bakal bertambah.

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) bersiap melantai di BEI. Dalam initial public offering (IPO) ini, PGEO membidik dana segar hingga Rp 9,78 triliun.


Kepala Riset Aldiracita Sekuritas Agus Pramono mengatakan, PGEO merupakan pemain panas bumi pertama secara langsung melantai di bursa saham. 

Baca Juga: Intip Saham-Saham yang Paling Banyak Dikoleksi Asing Kemarin

Sebelum ini, ada PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang memiliki bisnis panas bumi melalui Star Energy Geothermal.

Dalam beberapa tahun terakhir, sektor green energy kian seksi. 

Wajar kalau Bursa Efek Indonesia menyusun beberapa indeks saham berbasis lingkungan dan ESG. 

"Investor terfasilitasi memilih saham-saham ramah lingkungan," ujar Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, kebijakan pemerintah mencapai zero emision di 2060 jadi angin segar bagi emiten yang garap bisnis hijau. 

Emiten di sektor ini juga berpotensi memperoleh insentif. Meski emiten di sektor hijau ini punya prospek cemerlang, tapi Agus punya catatan. 

Baca Juga: Jelang Pengumuman Kebijakan Suku Bunga The Fed, Saham-Saham Ini Banyak Dijual Asing

Emiten yang berbisnis di energi terbarukan saat ini kapasitasnya masih relatif kecil. 

Perlu waktu untuk menunjukkan bagaimana ekspansi dan model bisnis tersebut bisa positif mendongkrak kinerja.

Valdy menilai saham sektor hijau lebih cocok sebagai investasi jangka menengah panjang, termasuk untuk PGEO. 

Cheril menjagokan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang memiliki bahan baku ekosistem terkait kendaraan listrik. 

 
ANTM Chart by TradingView

Cheril juga merekomendasikan PT Indika Energy Tbk (INDY) dengan target harga Rp 2.500 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli