Saham Fajar Surya (FASW) dapat angin segar dari akuisisi, simak rekomendasi analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kabar akuisisi saham PT Fajar Surya Wasesa Tbk (FASW) oleh perusahaan semen asal Thailand Siam Cement Public Company Limited (SCG), mampu memberi angin segar bagi kinerja emiten tersebut ke depan. Lewat anak usahanya, SCG Packaging Public Company, SCG resmi mengakuisisi 55% saham Fajar Surya Wisesa. 

SCG mengakuisisi saham emiten kertas itu di harga Rp 7.054 per saham pada perdagangan Jumat (28/6) pekan lalu. Adapun total nilai transaksi di pasar negosiasi mencapai Rp 9,6 triliun dan melibatkan 1,36 miliar saham.

Pihak penjual saham FASW terdiri dari PT Intercipta Sempana, Winarko Sulistyo, Vilia Sulistyo, PT Intratata Usaha Mandiri, PT Garama Dhananjaya, dan Hartono Herjanto. Seiring dengan perubahan pengendalian Fajar Surya Wisesa, terjadi pula perubahan susunan dewan komisaris dan dewan direksi yang telah dilakukan pada 20 Juni 2019. 

Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, sebelum diakuisisi atau baru ditahap rencana akuisisi, harga saham FASW, anggota indeks Kompas100 ini, sudah bergerak naik, meskipun cenderung konsolidasi. Dengan pernyataan resmi bahwa FASW diakuisisi, harapannya kinerja perusahaan bakal lebih baik ke depan. 

"Emiten yang resmi diakuisisi, biasanya akan ada pergantian struktur manajemen, jadi akan ada masa transisi terlebih dahulu," ungkap Sukarno kepada Kontan.co.id, Rabu (3/7). 

Meskipun begitu, dia menilai secara keseluruhan, emiten yang diakuisisi memiliki prospek yang cerah ke depannya. Sukarno juga menilai kinerjanya emiten kertas tersebut cukup positif dan terus mencatatkan kinerja yang baik. 

Hal ini terlihat dari pencapaian rasio profitabilitas yang meningkat seperti rasio net profit margin menjadi 17,52% dari 13,45% dan ROE menjadi 36,07% dari 22,36%.  Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2019, emiten ini membukukan penurunan tipis pada penjualan bersih yakni 1,23% menjadi Rp 2,39 triliun. 

Namun FASW masih berhasil membukukan kenaikan laba komprehensif periode berjalan yang diatribusikan kepada entitas induk hingga Rp 414,44 miliar dari periode yang sama tahun lalu, atau naik 28,78%.

Hanya saja, untuk saat ini investor disarankan untuk wait and see terlebih dahulu, mengingat harga saham masih bergerak dalam tren turun. 

Untuk selanjutnya investor sudah bisa melakukan akumulasi atau buy on weakness terhadap saham FASW di area, seharga akuisisi yakni di Rp 7.054 per saham. Adapun target harga hingga akhir tahun Rp 9.500 per saham. Asal tahu saja, hari ini (3/7) saham FASW ditutup menguat 1,23% di level Rp 8.025 per saham.

Sementara itu, analis Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih menilai, langkah akuisisi FASW bakal bermanfaat bagi SCG, karena dapat mendukung kebutuhan kantong semen perusahaan itu. "Bagi FASW, hal ini bakal memberi keuntungan akan stabilnya permintaan perusahaan tersebut," jelas Alfatih, Rabu (3/7).

Namun, dia juga mengingatkan investor, seiring proses akuisisi maka FASW akan terafiliasi dengan SCG. Untuk itu, margin atau keuntungan dari akuisisi perlu diperhatikan. Menurut perhitungannya, kemungkinan margin dari proses akusisi tersebut cenderung mengecil.

Sehingga, Alfatih merekomendasikan trading saham FASW pada kisaran harga support Rp 7.825 per saham, hingga level resistance Rp 9.000 per saham, dengan rekomendasi saat ini cenderung avoid atau hindari. "Bagi yang belum punya, sebaiknya jangan beli, sedangkan bagi yang sudah punya, baiknya sell di level resistance," jelasnya.

Sedangkan Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai, pergerakan chart harga saham FASW cenderung random atau tidak menentu. Dengan begitu, arah atau tren harga saham sulit ditentukan dan cenderung spekulatif.

Meskipun begitu, Nafan menilai tingkat konsumsi kertas kemasan di Tanah Air saat ini masih cukup  tinggi. Kondisi inilah yang dilihat SCG, untuk kemudian memutuskan mengakuisisi FASW.

"Saya belum bisa memberikan rekomendasi untuk tren pergerakan harga saham yang random, cenderung netral, dengan target harga akhir tahun Rp 9.125 per saham," jelasnya.

Di lihat dari sisi valuasi, Nafan menjelaskan bahwa price to earning ratio (PER) FASW adalah 11,95 kali, dan itu masih dalam kategori menarik.  

Sementara itu Analis Panin Sekuritas, William Hartanto melihat prospek saham FASW yang lebih positif ke depan.

Menurut William, kabar akuisisi FASW berpotensi mendorong harga saham untuk melanjutkan penguatan. Asal tahu saja, pada Rabu (3/7) saham FASW ditutup menguat 1,23% di level Rp 8.025 per saham.

"Setelah berita akuisisi, ini menjadi katalis positif dimata pelaku pasar. Tapi harus diketahui bahwa FASW bukan saham yang likuid jadi tidak bisa ditransaksikan dalam jumlah besar," tegasnya.

Untuk itu, William cenderung merekomendasikan investor untuk buy on support di level Rp 8.000, dengan target harga jangka menengah Rp 9.000 per saham. Dia menegaskan, kondisi saham yang kurang likuid, memungkinkan untuk membuat pergerakan harganya cenderung lama untuk naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi