KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan jual pada saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (
GOTO) tak kunjung mereda. Saham GOTO kembali anjlok 6,82% ke posisi Rp 123 per saham pada Senin (12/5). Berdasarkan pantauan Kontan.co.id, tekanan pada GOTO telah dimulai sejak 21 November 2022 yang turun 5,41%. Dus, saham teknologi ini sudah anjlok dalam 11 hari berturut-turut. Apalagi kalau dibandingkan dengan harga saat GOTO penawaran umum perdana saham atau
initial public offering (IPO) pada 11 April 2022. Adapun GOTO telah terjun bebas 63,60% dari harga IPO di Rp 338.
Baca Juga: Ada Notasi K di Saham Gojek Tokopedia (GOTO), Apa Artinya? Tentunya terperosoknya saham GOTO ini akan memberikan kerugian bagi para pemegang saham, baik ritel maupun institusi. Apalagi GOTO juga masuk ke indeks LQ45, IDX30 dan IDX80 yang bisa jadi incaran manajer investasi (MI). Research & Consulting Manager Infovesta Nicodimus Kristiantoro menyebut bagi pelaku pasar yang mengoleksi saham GOTO dalam jumlah besar tentunya akan menekan bobot imbal hasil terhadap kelolaan portfolionya. Dengan semakin melemahnya GOTO, lanjut Nico, akan semakin mengurangi bobot kapitalisasi pasar terhadap IHSG sehingga MI pasti akan mempertimbangkan untuk mengoleksi saham teknologi ini. "Tren negatif harga GOTO ini sedikit banyak bisa membuat psikologis investor terhadap saham teknologi semakin tidak menarik," terang dia kepada Kontan.co.id, Senin (5/12). Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheril Tanuwijaya bilang, anjloknya saham GOTO seharusnya tidak membuat investor kapok investasi pada saham teknologi. Soalnya, perusahaan teknologi di luar Indonesia masih mampu mencetak profit dan sahamnya bisa ramai, tapi memang perlu waktu untuk mencapai itu. Apalagi saham teknologi di Indonesia masih baru dan perlu waktu.
"Jadi saham-saham teknologi memang sudah karakternya fluktuatif, investor yang dari awal perlu mempersiapkan diri untuk investasi jangka panjang," ucap Cheril.
Cheril menyebut tahun 2022 ini memang merupakan tahun kelam bagi sektor teknologi. Namun secara jangka panjang masih menjanjikan mengingat digitalisasi semakin luas. Memang bukan menjadi yang IPO terburuk sepanjang 2022. Kalau dibandingkan dengan 54 perusahaan lainnya, GOTO menduduki peringkat ketiga. Posisi pertama dipegang NANO dengan anjlok 73% dan OLIV turun 72%. "Namun koreksi harga GOTO menjadi pusat perhatian investor karena bobotnya yang sangat besar untuk penurunan IHSG," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi