Saham GOTO Direkomendasikan Beli Meski Rugi Membengkak 124%, Segini Target Harganya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rugi bersih PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) membengkak 124% secara tahunan ke Rp 90,39 triliun di tahun 2023.

Kerugian itu terjadi di tengah kenaikan pendapatan GOTO di tahun lalu. GOTO mencatatkan pendapatan Rp 14,78 triliun di tahun 2023, naik 30,28% secara tahunan.

Direktur Keuangan Grup GoTo, Jacky Lo mengatakan, peningkatan kerugian disebabkan oleh pencatatan pembalikan nilai goodwill (goodwill reversal) senilai Rp78,8 triliun.


Pembalikan nilai goodwill ini merupakan dampak dari transaksi Tokopedia dan TikTok yang mengakibatkan hilangnya pengendalian GoTo terhadap Tokopedia dimulai 1 Februari 2024.

“Rugi yang diakibatkan pembalikan nilai goodwill tersebut bersifat tidak berulang (non-recurring), non-kas, dan tidak berdampak kepada EBITDA yang disesuaikan maupun arus kas Perseroan,” ujarnya dalam keterangan resmi, 19 Maret 2024.

Baca Juga: Setelah Umumkan Kinerja dan Akan Buyback Saham, Analis Ini Ubah Rekomendasi GOTO

Di sisi lain, EBITDA Grup yang disesuaikan pada kuartal IV 2023 mengalami perbaikan menjadi sebesar Rp 77 miliar, atau 0,05% dari gross transaction value (GTV).

EBITDA Grup yang disesuaikan sebelumnya tercatat, minus Rp 942 miliar di kuartal III 2023 dan minus Rp 3,1 triliun di kuartal IV 2022.

“GTV Grup pada kuartal IV 2023 tumbuh 8% dibanding kuartal sebelumnya, dan 1% dibandingkan tahun sebelumnya,” ungkapnya.

Jika dirinci berdasarkan segmennya, GTV on-demand services naik 4% secara kuartalan dan turun 13% secara tahunan. Lalu, GTV e-commerce naik 5% secara kuartalan dan turun 10% secara tahunan. Sementara, GTV fintech naik 8% secara kuartalan dan naik 5% secara tahunan.

Biaya operasional alias operating expenses (opex) GOTO juga tercatat turun 45% secara tahunan ke Rp 19,9 triliun pada tahun 2023. Kerugian usaha juga membaik 66% secara tahunan menjadi Rp 10,3 triliun di tahun lalu.

Baca Juga: GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) Rogoh Kocek US$ 200 Juta untuk Buyback

Jacky mengatakan, pada 2024, manajemen GOTO menargetkan adjusted EBITDA impas (breakeven) untuk keseluruhan tahun.

“GOTO berharap dapat meningkatkan pertumbuhan pada basis demografi pengguna yang lebih luas pada segmen inti bisnis dengan memanfaatkan ekosistemnya yang unik dan menjangkau seluruh tingkat belanja dari konsumen,” paparnya.

Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia, Richard Jonathan Halim mengatakan, raihan EBITDA Grup yang disesuaikan menjadi raihan positif pertama kali sejak initial public offering (IPO).

“Terkait rugi goodwill, itu murni masalah pencatatan akuNtansi saja akibat Tokopedia terdekonsolodisasi dari laporan keuangan, bukan cash outflow,” ujarnya dalam riset 20 Maret 2024.

Baca Juga: GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) Rogoh Kocek US$ 200 Juta untuk Buyback

Analis Mirae Asset Sekuritas Christopher Rusli melihat, meskipun terdapat kerugian bersih yang cukup besar karena penghapusan goodwill dari dekonsolidasi Tokopedia, GOTO mencatatkan EBITDA yang disesuaikan yang positif.

“EBITDA yang disesuaikan pada tahun 2023 ini mengalahkan target manajemen,” ungkapnya dalam riset tanggal 25 Maret 2023.

Christopher pun melihat GOTO masih memiliki kekuatan finansial yang baik. Hal ini tercermin dari rencana pembelian kembali (buyback) saham sebesar US$ 200 juta atau sekitar Rp 3,16 triliun.

“Ini mencerminkan sentimen positif dan kekuatan finansial dengan cadangan kas yang besar, bahkan setelah dekonsolidasi Tokopedia,” ungkapnya.

Baca Juga: Gojek Tokopedia (GOTO) Menderita Rugi Bersih Rp 90,39 Triliun di 2023, Ini Pemicunya

Oleh karena itu, Christopher merekomendasikan beli untuk GOTO dengan target harga Rp 82 per saham.

Ada beberapa sentimen positif yang mempengaruhi kinerja GOTO ke depan. Pertama, kemitraan dengan TikTok akan semakin mempercepat pertumbuhan.

Kedua, potensi integrasi ekosistem GoTo lainnya dengan TikTok di masa depan. Ketiga, kelipatan nilai terhadap pendapatan perusahaan alias EV/Revenue GOTO pada harga saat ini berada pada kisaran -1 S.d.

Sementara, risiko negatif untuk GOTO adalah ketidakmampuan untuk mengintegrasikan TikTok dengan baik ke dalam ekosistem GoTo dan Tokopedia, serta sentimen negatif terhadap potensi Penjualan Seri B.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati