Saham GOTO Punya Bobot Lebih Besar dari BBCA, Begini Pandangan Analis



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Meski saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) punya kapitalisasi pasar lebih besar, justru bobot terbesar malah dipegang oleh PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Tentunya dengan bobot ini pergerakan GOTO akan memiliki pengaruh terhadap  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ataupun LQ45.

Berdasarkan data Bloomberg, saham GOTO mempunyai bobot sebesar 10,87% dan menyusul BBCA dengan bobot 7,65% terhadap IHSG. Sementara, bobot saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencapai 7,55%, saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) 7,15% dan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) 5,55%.

Sementara di indeks LQ45, GOTO punya bobot sebesar 15,43%. Baru menyusul saham BBCA dengan bobot 12,96%, BBRI 12,04% dan TLKM 9,55%.


Namun, perlu diingat perhitungan bobot ini menggunakan metodologi free float atau berdasarkan saham yang beredar. Dalam catatan Bursa Efek Indonesia, rasio free float GOTO mencapai 66,40% sedangkan BBCA sebesar 45,08%.

Baca Juga: GoTo Bakal Jadi Saham Sektor Teknologi dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayan bilang kalau investor atau manajer investasi menyusun portofolio berdasarkan indexing, bobot GOTO ini memiliki risiko lebih besar dibanding saham-saham dengan bobot besar lainnya.

Namun, manajer investasi memiliki tetapan untuk memiliki minimal 80% dari anggota indeks acuan. Misalnya di LQ45 ada 36 saham yang bisa dikoleksi oleh manajer investasi.

"Misalnya kalau tidak punya GOTO sama sekali, nanti tracking error-nya terlalu jauh, tapi kalau mau punya GOTO bobotnya tidak sebesar di Bursa," jelas Wawan saat dihubungi Kontan.

 
GOTO Chart by TradingView

Meski begitu, dengan bobot yang besar ini, lanjut Wawan, GOTO tidak serta-merta bisa menyetir penggerakan sebuah indeks. Memang, pergerakan GOTO memiliki dampak yang lebih besar tetapi semua kembali pada konstituen lainnya.

Dia mencontohnya, kalau Bursa sedang positif mungkin GOTO juga sedang positif. Namun, kalau Bursa positif tapi GOTO negatif berarti saham-saham lain berbalik arah semua dari GOTO.

Baca Juga: Langkah IHSG Terhalang Aksi Ambil Untung

Sementara, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengingatkan masing-masing indeks memiliki klasifikasi tersendiri sehingga saham yang masuk sudah sesuai dengan kriteria indeks tersebut.

"Terkait dengan portofolio, justru pelaku pasar dan investor akan meracik portofolio untuk bisa mengalahkan indeks tersebut, bukan dengan mengikutinya agar portfolionya mampu menunjukkan kinerja terbaik dari indeks yang ada," kata Nico.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli