Saham Grup Bakrie masih belum lelah melompat



JAKARTA. Pergerakan harga saham-saham Grup Bakrie masih menarik untuk dicermati. Pada penutupan transaksi sesi I, sejumlah saham Grup Bakrie masih belum lelah melompat.

Berikut keterangannya:

- PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk (UNSP)


Saham UNSP mengalami kenaikan cukup tinggi siang ini dengan lonjakan 24% menjadi Rp 62. Sejumlah sekuritas yang paling banyak memborong saham ini antara lain Maybank Kim Eng Securities senilai Rp 4,22 miliar, Indo Premier Securities senilai Rp 3,176 miliar, dan Daewoo Securities senilai Rp 2,332 miliar.

- PT Bumi Resources Tbk (BUMI)

Saham BUMI di akhir sesi I hari ini ditutup dengan lonjakan 17,82% menjadi Rp 238. Sejumlah sekuritas yang paling banyak memborong saham ini antara lain MNC Securities senilai Rp 8,760 miliar, Indo Premier Securities senilai Rp 7,449 miliar, dan Merrill Lynch Indonesia senilai Rp 7,130 miliar.

- PT Bumi Resource Minerals Tbk (BRMS)

Saham BRMS tercatat naik 11,96% menjadi Rp 103. Sejumlah sekuritas yang paling banyak memborong saham ini antara lain Maybank Kim Eng Securities senilai Rp 8,985 miliar, RHB OSK Securities senilai Rp 5,987 miliar, dan Minna Padi Investama senilai Rp 5,532 miliar.

-  PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)

Saham ENRG naik 7,69% menjadi Rp 56 di akhir sesi I hari ini. Sejumlah sekuritas yang paling banyak memborong saham ini antara lain Daewoo Securities senilai Rp 7,259 miliar, Maybank Kim Eng Securities senilai Rp 7,043 miliar, dan RHB OSK Securities senilai Rp 5,243 miliar.

Sebelumnya, KONTAN menulis, para analis menengarai sejumlah aksi korporasi emiten Grup Bakrie menjadi penyebab saham-saham ini bergoyang. BUMI sedang menjalani persidangan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Voting proposal BUMI ditunda hingga 9 November.

Dalam voting ini, masih ada keyakinan kreditur akan menyetujui restrukturisasi utang BUMI. Rumor yang beredar, harga penukaran utang dengan saham (debt equity swap) BUMI cukup tinggi. Hal ini turut mengerek harga BUMI beberapa hari belakangan.

Menurut Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia, pasar masih banyak berharap BUMI bisa menyelesaikan proses restrukturisasi itu. Di sisi lain, secara teoritis, ada momentum kenaikan harga batubara.

Kenaikan saham BRMS dan ENRG dinilai hanya mengekor saham BUMI yang masih panas dengan berita restrukturisasi. Namun, pasar menilai positif adanya rencana pembayaran utang BRMS dengan penjualan saham Newmont.

Satrio mengatakan, karena aksi korporasi masih belum terjadi dan masih berdasarkan spekulasi, maka saham-saham ini memiliki risiko besar. "Kenaikan saham BUMI saja sudah sangat tinggi," ujarnya.

Dia juga bilang, harga BUMI memang masih dalam tren naik. Tapi dia mengingatkan, saham-saham ini hanya cocok untuk trader profesional yang sudah mengenal risiko dengan baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie