Saham Grup MNC berlompatan di tengah rumor investor asing, ini rekomendasi analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati rata-rata harga saham di Tanah Air merunduk, hari ini, Selasa (11/12), saham-saham Grup MNC berseluncur di zona hijau.

PT MNC Investama Tbk (BHIT) misalnya, naik 5,26 % menjadi Rp 60 per saham,  PT Global Mediacom (BMTR) Tbk naik 2,60% menjadi Rp 316 per saham.

Selain itu, PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) naik 1,92% menjadi Rp 795 per saham dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) naik 1,34% menjadi Rp 755.


Rumor masuknya suntikan modal asing disinyalir menjadi sentimen yang membuat saham perusahaan milik taipan Hary Tanoesoedibjo ini naik signifikan dalam waktu yang cukup singkat.

Dikutip dari Bloomberg pada Senin (10/12), Vivendi SA perusahaan konglomerasi asal Prancis yang dimiliki oleh miliuner Vincent Bollore, lewat anak usahanya di bidang penyiaran Canal+, berencana membenamkan investasinya di dua unit anak usaha Global Mediacom.

Dengan dana US$ 400 juta, Canal+ akan membeli membeli separuh dari perusahaan yang bergerak di layanan tv berbayar PT MNC Vision Network, serta unit internet berkecepatan tinggi. 

Selain itu, Canal+ juga dikabarkan tengah menegosiasikan pembelian 10% saham PT Media Nusantara Citra Tbk yang memiliki porsi besar di bisnis media Tanah Air.

Sementara itu, Argyle Street sebuah perusahaan investasi yang berbasis di Hong Kong secara terpisah telah menyatakan niat untuk membeli 49% saham MNC Vision Networks. Perusahaan tersebut juga akan membeli 25% saham Global Mediacom dengan nilai sekitar US$ 550.

Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk mengakuisisi saham baru dalam penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) MNC Vision Networks yang akan dilakukan tahun depan.

Sebagai informasi, MNC Vision Networks adalah pemegang saham terbesar MNC Sky Vision , salah satu penguasa bisnis televisi berbayar di Indonesia.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menyebut rumor akuisisi oleh Vivendi dan Argyle Street berhasil membuat prospek saham MNC Group menjadi lebih menarik di mata investor.

"Saya kira yang diincar oleh investornya adalah Vivendi, karena perusahaan ini punya rekam jejak yang bagus," kata dia ketika dihubungi oleh Kontan.co.id.

Namun dia juga meminta investor untuk mempertimbangkan kembali pembelian saham MNC Group menjelang tahun politik. Pasalnya, adanya keterlibatan pemilik ke dalam kegiatan politik secara langsung juga mampu mengubah pergerakan saham. Asal tahu saja, Harry Tanoesodibjo merupakan Ketua Umum dari Partai Persatuan Indonesia (Perindo) yang bertarung di Pemilu 2019.

"Memang agak rawan, karena itu bisa gunakan dua strategi, manfaatkan sentimen jangka pendek dari akuisisi atau menunggu pesta politik ini usai," kata William.

Strategi kedua menurut dia saat ini sudah terlambat karena saham grup MNC sudah terlanjur melejit karena respon pasar. Sentimen positif ini diprediksi hanya bertahan dalam waktu singkat.

"Kalau masih sebatas rumor biasanya efeknya singkat, paling lama dua minggu, tapi kalau sudah ada kepastian bisa lebih lama," kata William.

Senada dengan William, Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan bahwa saham MNC Group layak dikoleksi untuk jangka pendek.

"Untuk sekadar scalping atau trading bisa manfaatkan momen tersebut," kata dia kepada Kontan.co.id.

Untuk jangka panjang Reza menyarankan investor untuk melihat terlebih dahulu strategi MNC Group kedepan, terutama pada anak usahanya yang bergerak di bidang media. Karena akusisi yang dilakukan oleh Vivendi maupun Argyle Street mengincar lini bisnis tersebut.

Dengan masuknya Vivendi maka paling tidak ada dana masukan yang dapat digunakan untuk mendanai operasional atau menjalankan rencana ekspansi media yang berada dibawah naungan MNC Group baik cetak maupun elektronik. Setali tiga uang, Argyle Street juga mengincar entitas media MNC Group walaupun dalam ruang lingkup yang lebih sempit, yakni layanan televisi berbayar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia