Saham INAF dan KAEF meroket, simak rekomendasi analis berikut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada penutupan perdagangan Jumat (20/12), harga saham farmasi PT Indofarma Tbk (INAF) meroket 12,03% ke level Rp 745. Sementara dalam sepekan ini, saham INAF sudah meningkat hingga 112,86%.

Selain INAF, saham farmasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF) juga melesat 23,94% dalam sepekan terakhir. Namun pada penutupan perdagangan Jumat (20/12) harga saham KAEF turun 8,33% ke level Rp 1.320.

Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan naiknya harga saham kedua emiten tersebut lebih karena faktor terknikal.


“Kenaikan harga wajar-wajar saja karena kedua saham secara teknikal sudah menyentuh support classic-nya kalau kita tarik dari historis lima tahun terakhir,” ujarnya Jumat (20/12).

Baca Juga: Perusahaan Farmasi Menyiapkan Agenda Ekspansi Tahun 2020

Selain itu, salah satu faktor kenaikan harga saham farmasi tersebut merupakan bagian dari aktivitas window dressing, yang mana terdapat andil big fund dalam kenaikan harga ini.

Lantaran sudah naik signifikan, Sukarno memprediksi kedua saham tersebut akan kembali melanjutkan tren penurunannya karena harga pada posisi saat ini belum terbilang aman dan butuh waktu untuk transisi menuju tren bullish.

Menurutnya, dari segi prospek bisnis farmasi ke depan masih positif karena sektor ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Ia menyarankan investor untuk wait and see lebih dulu untuk saham KAEF danINAF.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menambahkan, beberapa faktor pendorong meningkatnya kedua saham farmasi ini lantaran adanya aksi window dressing. “Selain itu juga meredanya kasus beberapa asuransi, kebetulan INAF juga dimiliki banyak oleh asuransi, sehingga kelihatannya pelaku pasar mulai optimis kembali,” ujarnya Rabu (18/12).

Baca Juga: Ini saran analis untuk saham yang jadi top losers IHSG sepanjang tahun ini

Ia menambahkan, investor boleh saja mengoleksi saham-saham tersebut untuk mengikuti window dressing. Namun, katanya, investor harus tetap waspada lantaran kenaikannya bukan karena kinerja. 

Sehingga ia merekomendasikan investor yang ingin membeli saham INAF dan KAEF untuk menunggu lebih dulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi