Saham Indah Kiat (INKP) perlu diwaspadai walau diwarnai katalis positif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Karantina wilayah di beberapa negara mendorong permintaan tisu, khususnya tisu toilet, naik drastis. Berdasarkan catatan Kontan.co.id, tingginya permintaan dipicu oleh panic buying sebelum karantina wilayah berlangsung.

Permintaan tisu yang melonjak di berbagai negara bisa menjadi katalis positif bagi emiten kertas dan bubur kertas PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP). "Ini peluang bagi emiten," kata Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas kepada Kontan.co.id, Jumat (17/4).

Asal tahu saja, berdasar laporan keuangan 2019, jenis produk kertas industri, tissue, dan lain-lain berkontribusi hingga US$ 1,13 miliar dari total penjualan US$ 3,22 miliar atau setara 35,09%. Sementara sisanya dari kertas budaya dan pulp yang berkontribusi hingga US$ 2,09 miliar.


Baca Juga: Tahun ini, Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) punya utang jatuh tempo US$ 152,66 juta

Adapun penjualan tersebut lebih banyak diserap oleh pasar ekspor mencapai 51,86% atau setara US$ 1,67 miliar. Paling besar adalah pasar wilayah Asia dengan US$ 1,18 miliar.

Katalis positif juga didorong Asia Pulp & Paper (APP) Grup Sinar Mas, di mana INKP bernaung, yang menyatakan akan memproduksi masker di Indonesia. Produksi akan mencapai 1,8 juta per bulan. Masker akan diproduksi oleh entitas APP Grup Sinar Mas, yakni PT The Univenus yang memiliki pabrik di Cikupa.

Meksipun diwarnai sentimen positif, Sukarno mengingatkan bahwa pelemahan rupiah masih menjadi pemberat dari sisi beban perusahaan. Selain itu, proses produksi juga berpotensi terhambat mengingat adanya penerapan physical distancing.

Tidak jauh berbeda, AnalisĀ  Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama beranggapan bahwa INKP sebenarnya diwarnai sentimen positif. Selain potensi permintaan tisu yang meningkat selama pandemi Covid-19, permintaan dari segmen lain seperti kertas kardus masih berpotensi tumbuh siring dengan era digitalisasi.

Baca Juga: Harga Saham TKIM dan INKP Masih Tertekan, Berikut Rekomendasinya

Meski demikian, Nafan menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 ini masih menjadi tantangan berat bagi INKP. "Hold INKP dengan target harga di level Rp 5.950," sarannya ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (14/3).

Sementara itu, Sukarno merekomendasikan INKP bisa trading buy dengan target harga Rp 6.650. Rekomendasi ini diberikan karena INKP sudah tergolong diskon. Untuk meminimalisir risiko, Sukarno menyarankan investor tetap berhati-hati mengingat kondisi pasar yang belum stabil.

Jumat (17/4), harga saham INKP naik 2,46% ke Rp 5.200 per saham. Harga saham emiten Grup Sinar Mas ini turun 32,47% sejak awal tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati