JAKARTA. Pergerakan saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) terlihat naik turun pada transaksi pagi ini (18/6). Pada pembukaan pagi, misalnya, saham INDF langsung melesat ke level Rp 6.950 atau naik 1,45% dari level penutupan kemarin. Namun, pada pukul 09.39, saham INDF kembali ke posisi awal yakni Rp 6.850. Saham INDF juga sempat terpeleset ke zona merah ke posisi Rp 6.800.Berdasarkan data Bloomberg, tiga sekuritas yang paling banyak mengoleksi saham ini adalah UBS Securities senilai Rp 1,201 miliar, JPMorgan Securities senilai Rp 836,500 juta, dan Kim Eng Securities senilai Rp 817,400 juta. Menurut Kepala Riset eTrading Securities Betrand Reynaldi, pergerakan saham INDF dipengaruhi oleh isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Dikhawatirkan, INDF akan menaikkan harga produknya mengikuti kebijakan yang ditetapkan pemerintah. Terkait hal tersebut, Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang sudah menjamin produk Indomie miliknya akan tetap merakyat dan tidak akan naik."Rencana kenaikan harga BBM yang disikapi INDF dengan tidak menaikkan harga jual Indomie menurut kami merupakan hal yang wajar. Kenaikan harga BBM yang berdampak langsung pada biaya distribusi menjadi faktor utama kenaikan harga jual produk ke end-user," jelasnya. Dalam pandangan eTrading, strategi penyesuaian harga jual Indomie akan direalisasikan manakala terjadi kenaikan signifikan pada harga gandum dan pelemahan nilai tukar rupiah. Betrand menambahkan, meskipun memiliki jaringan distribusi yang baik, langkah INDF yang tidak menaikkan harga jual Indomie akan berdampak pada menurunnya margin keuntungan Indomie. "Namun hal ini tidaklah signifikan dan dapat disiasati dengan strategi efisiensi pada biaya-biaya lain," urainya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Saham INDF bergerak liar
JAKARTA. Pergerakan saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) terlihat naik turun pada transaksi pagi ini (18/6). Pada pembukaan pagi, misalnya, saham INDF langsung melesat ke level Rp 6.950 atau naik 1,45% dari level penutupan kemarin. Namun, pada pukul 09.39, saham INDF kembali ke posisi awal yakni Rp 6.850. Saham INDF juga sempat terpeleset ke zona merah ke posisi Rp 6.800.Berdasarkan data Bloomberg, tiga sekuritas yang paling banyak mengoleksi saham ini adalah UBS Securities senilai Rp 1,201 miliar, JPMorgan Securities senilai Rp 836,500 juta, dan Kim Eng Securities senilai Rp 817,400 juta. Menurut Kepala Riset eTrading Securities Betrand Reynaldi, pergerakan saham INDF dipengaruhi oleh isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Dikhawatirkan, INDF akan menaikkan harga produknya mengikuti kebijakan yang ditetapkan pemerintah. Terkait hal tersebut, Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang sudah menjamin produk Indomie miliknya akan tetap merakyat dan tidak akan naik."Rencana kenaikan harga BBM yang disikapi INDF dengan tidak menaikkan harga jual Indomie menurut kami merupakan hal yang wajar. Kenaikan harga BBM yang berdampak langsung pada biaya distribusi menjadi faktor utama kenaikan harga jual produk ke end-user," jelasnya. Dalam pandangan eTrading, strategi penyesuaian harga jual Indomie akan direalisasikan manakala terjadi kenaikan signifikan pada harga gandum dan pelemahan nilai tukar rupiah. Betrand menambahkan, meskipun memiliki jaringan distribusi yang baik, langkah INDF yang tidak menaikkan harga jual Indomie akan berdampak pada menurunnya margin keuntungan Indomie. "Namun hal ini tidaklah signifikan dan dapat disiasati dengan strategi efisiensi pada biaya-biaya lain," urainya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News