Saham Indocement (INTP) dapat rekomendasi beli, ini alasannya



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Permintaan semen diproyeksi bakal membaik di sisa tahun 2021. Mengingat, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia yang terus melandai. Hal ini diprediksi bakal menjadi mendorong kinerja keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) di tahun ini.

Hingga semester I-2021, INTP membukukan laba bersih senilai Rp 586,7 miliar, naik 20,54% secara year on year (yoy). Pendapatan INTP juga tercatat naik 7,35% yoy menjadi Rp 6,66 triliun. Di sisi lain, penjualan semen INTP dari Januari hingga Juli sudah mencapai 9 juta ton, lebih tinggi 5% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Analis NH Korindo Sekuritas Ajeng Kartika Hapsari mengatakan, kinerja INTP di tahun ini memang lebih baik dari tahun lalu karena di sepanjang tahun lalu industri semen sangat terpukul akibat pandemi Covid-19 di masa awal.


"Jadi memang ada low based effect karena di tahun lalu perolehannya turun," kata dia, Selasa (21/9).

Kepala Riset Yuanta Sekuritas Chandra Pasaribu juga berpendapat sama. Kenaikan kinerja INTP disokong oleh pemulihan ekonomi dari masa awal pandemi Covid-19 datang. "Permintaan semen di tahun lalu rendah karena lockdown," ujar dia.

Baca Juga: Indocement (INTP) catatkan penjualan semen 1,4 juta ton pada Juli, apa kata analis?

Namun, dengan level  Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah semakin longgar, Chandra yakin, proyek pembangunan bisa kembali marak dilakukan. Ini pun memberi sentimen positif pada INTP.

Ajeng menambahkan, di sepanjang semester I-2021, pembangunan memang gencar kembali dilakukan dari yang sempat tertunda di tahun lalu. "Jika PPKM semakin diperlonggar ada harapan pembangunan baik skala besar maupun kecil akan kembali berjalan, hal ini berpotensi meningkatkan volume penjualan INTP di sisa tahun ini," ungkap dia.

Kasus Covid-19 di Pulau jawa yang mulai mereda karena distribusi vaksin sudah menyeluruh juga menguntungkan INTP yang memiliki dominasi pangsa pasar di Pulau Jawa. Namun, di satu sisi jika kasus Covid-19 kembali naik maka ada kemungkinan PPKM akan kembali diperketat dan menghambat proses pembangunan.  

Selain itu, tantangan INTP dalam menggenjot kinerja di tahun ini datang dari kenaikan harga batubara yang menjadi bahan baku perusahaan ini. Ajeng bilang, kenaikan harga batubara bisa berdampak pada penurunan margin.

Namun, dia melihat INTP cukup bijak dalam menggunakan batubara. Sebanyak 87% batubara yang INTP gunakan berjenis LCV dengan harga pasar yang jauh lebih rendah.

Sedangkan, menurut Chandra, kenaikan harga batubara berpotensi menekan margin INTP sekitar 30%-35% dari total biaya produksi. "Bagaimana INTP bisa memaksimalkan efisiensi produksi, meningkatkan penggunaan energi alternatif, dan meningkatkan harga jual itu yang membuat kinerja INTP akan tetap tumbuh," kata dia.

 
INTP Chart by TradingView

Chandra pun memandang, peningkatan harga jual sulit dilakukan INTP, mengingat industri semen masih dalam kondisi kelebihan suplai.

Alhasil, dia pun memproyeksikan volume penjualan semen INTP naik sekitar 4%-5% di sepanjang tahun ini. Sementara, Ajeng memberikan estimasi pertumbuhan penjualan semen INTP bisa naik lebih tinggi naik hingga 7%-9% di 2021.

Ajeng merekomendasikan beli INTP dengan target harga di Rp 14.225 per saham. Kompak, Chandra juga merekomendasikan beli dan memasang target harga Rp 13.400 per saham. Pada hari ini (21/9), INTP ditutup menguat 2,91% ke Rp 10.600 per saham.

Selanjutnya: Evergrande terlilit utang, bagaimana dampaknya ke bursa saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari