KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), saham-saham sektor industri dasar dan kimia tercatat melaju cukup signifikan di tengah indeks harga saham gabungan (IHSG) yang masih bergerak negatif sepanjang tahun 2018. Tercatat industri dasar dan kimia naik hingga 21,17% secara year to date (ytd) pada penutupan perdagangan akhir pekan kemarin. Sedangkan IHSG masih melemah tipis 3,02% ytd ke level 6.163. William Hartanto, Analis Panin Sekuritas mengatakan, sentimen saham-saham sektor ini utamanya dari pelemahan harga minyak dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang mulai stagnan. Sekadar informasi, akhir pekan kemarin, harga minyak WTI turun 39,60% dari level tertinggi tahun ini US$ 75,96 per barel yang tercapai pada 3 Oktober. Pada periode yang sama, harga minyak brent turun 36,39% dari level tertinggi tahun ini US$ 85,45 per barel. “Nilai tukar sudah mulai stagnan dalam rentang Rp 14.400- Rp 14.550 per dollar Amerika Serikat,” ujar William kepada Kontan, Minggu (23/12). Menurutnya beberapa saham sektor industri dasar dan kimia masih akan berpotensi di tahun 2019 karena tren pelemahan harga minyak serta rupiah yang stabil. Adapun saham yang direkomendasikan adalah CPIN dengan target harga Rp 7.000 per saham, JPFA dengan target harga Rp 2.400 sampai Rp 2.600, BRPT dengan target harga Rp 2.500, TPIA dengan target harga Rp 6.000 dan SMGR dengan target harga Rp 13.000. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Saham industri dasar dan kimia tertolong pelemahan harga minyak
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), saham-saham sektor industri dasar dan kimia tercatat melaju cukup signifikan di tengah indeks harga saham gabungan (IHSG) yang masih bergerak negatif sepanjang tahun 2018. Tercatat industri dasar dan kimia naik hingga 21,17% secara year to date (ytd) pada penutupan perdagangan akhir pekan kemarin. Sedangkan IHSG masih melemah tipis 3,02% ytd ke level 6.163. William Hartanto, Analis Panin Sekuritas mengatakan, sentimen saham-saham sektor ini utamanya dari pelemahan harga minyak dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang mulai stagnan. Sekadar informasi, akhir pekan kemarin, harga minyak WTI turun 39,60% dari level tertinggi tahun ini US$ 75,96 per barel yang tercapai pada 3 Oktober. Pada periode yang sama, harga minyak brent turun 36,39% dari level tertinggi tahun ini US$ 85,45 per barel. “Nilai tukar sudah mulai stagnan dalam rentang Rp 14.400- Rp 14.550 per dollar Amerika Serikat,” ujar William kepada Kontan, Minggu (23/12). Menurutnya beberapa saham sektor industri dasar dan kimia masih akan berpotensi di tahun 2019 karena tren pelemahan harga minyak serta rupiah yang stabil. Adapun saham yang direkomendasikan adalah CPIN dengan target harga Rp 7.000 per saham, JPFA dengan target harga Rp 2.400 sampai Rp 2.600, BRPT dengan target harga Rp 2.500, TPIA dengan target harga Rp 6.000 dan SMGR dengan target harga Rp 13.000. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News