KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2023 ini akan ada banyak perusahaan yang melakukan pembayaran dividen saham bernilai jumbo. Apa saja saham yang diprediksi bayar dividen jumbo? Lalu apakah saham dengan pembayaran dividen jumbo itu bagus masuk portofolio investasi? Terbaru, salah satu saham yang diprediksi melakukan pembayaran dividen jumbo adalah PT Indo Tambangraya Megah Tbk (
ITMG). Saham ITMG bisa masuk dalam pantauan
dividend hunter seiring dengan potensi
yield dividend yang tinggi. Terlepas dari estimasi kinerja keuangan
ITMG yang melandai tahun ini, analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan menilai, ITMG tetap atraktif selama musim pembayaran dividen.
Emiten pertambangan batubara ini dijadwalkan akan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada akhir Maret. Salah satu agenda pembahasan RUPST adalah pembayaran dividen saham ITMG. Hasan berekspektasi, pembayaran dividen saham ITMG berlangsung pada awal April 2023. Dengan perkiraan rasio pembayaran konservatif yang hanya 50% dari laba bersih, Hasan menghitung ITMG dapat memberikan pembayaran
yield dividend yang besar. “Tahun lalu,
ITMG memberikan pembayaran dividen sebesar 70%. Jika kami menggunakan besaran pembayaran dividen yang sama seperti tahun lalu,
yield dividend ITMG akan menjadi sekitar 18%,” kata Hasan, Senin (6/3).
Baca Juga: Pilah Pilih Saham LQ45 yang Prospektif pada Tahun 2023 BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan
buy saham ITMG dengan target harga Rp 45.000. Sebagai gambaran,
ITMG mencetak laba bersih senilai US$ 1,2 miliar sepanjang 2022. Jumlah ini melesat 152,34% dari realisasi laba bersih yang dicetak tahun 2021 yang hanya US$ 475,57 juta. Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan pendapatan Indo Tambangraya. Emiten tambang batubara ini membukukan pendapatan senilai US$ 3,63 miliar, naik 75,14% dari pendapatan di tahun 2021 yang hanya US$ 2,07 miliar. Tahun ini, ITMG menargetkan total produksi sekitar 16,6 juta ton sampai 17 juta ton, sama dengan capaian tahun lalu sebesar 16,6 juta ton. Dari sisi penjualan, ITMG menargetkan volume penjualan yang sedikit lebih tinggi, yakni 21,5 juta ton sampai 22 juta ton. Estimasi ini masih sejalan dengan angka estimasi produksi yang dipasang BRI Danareksa Sekuritas, yakni di angka 22 juta ton. Sebelumnya, ada beberapa emiten dengan kapitalisasi pasar besar yang mulai memberikan bocoran nilai dividen yang akan ditebar. Salah satunya emiten Grup Astra, PT United Tractors Tbk (
UNTR), yang berencana menebar dividen final Rp 6.185 per saham. Pada perdagangan Senin 6 Maret 2023, harga saham UNTR ditutup di level 27.650, turun 475 poin atau 1,69%. Dengan harga tersebut, rasio pembayaran dividen saham UNTR atau yield dividen mencapai 22,37%. Rasio pembayaran dividen saham UNTR tersebut jauh di atas bunga deposito perbankan yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hanya 4%. Sedangkan induk usahanya, PT Astra International Tbk (
ASII) mengusulkan dividen Rp 552 per saham. Nilai dividen ASII ini naik sebesar Rp 239 per saham dibandingkan tahun lalu. Jika dihitung dari harga saham pada Senin (6/3), imbal hasil pembayaran dividen saham ASII 9,08%. Emiten perbankan juga tak ketinggalan siap menebar dividen jumbo. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI) dan Bank Mega Tbk (
MEGA) misalnya siap mengalokasikan dividen 70% dari laba bersih tahun 2022. Emiten saham ritel PT Matahari Department Store Tbk (
LPPF) juga royal membagi dividen Rp 525 per saham.
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas melihat pasar memiliki ekspektasi terhadap pembagian dividen jumbo, sejalan dengan lonjakan kinerja pada tahun buku 2022. Terutama emiten batubara dan perbankan. Emiten BUMN juga ditaksir bakal membagikan dividen besar untuk memberikan kontribusi yang tinggi kepada pemerintah. Cuma, Sukarno mengingatkan, tak semua emiten dengan laba moncer tahun lalu akan membagi dividen jumbo tahun ini. Pasalnya, emiten juga mesti mempertimbangkan kebutuhan dana untuk menopang keberlanjutan usaha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto