Saham IPO BUMN turun diklaim mekanisme pasar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proses penawaran perdana saham alias initial public offering (IPO) anak perusahaan BUMN menjadi sorotan. Lantaran, pasar kurang antusias menyambutnya.

PT PP Presisi Tbk (PPRE) misalnya, resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Anak perusahaan PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) ini memulai debut perdananya pada Jumat (24/11). PPRE mencatatkan penurunan harga saham sebesar 4,65% pada perdagangan perdana di BEI. Saham emiten ini ditutup pada level Rp 410, dari harga IPO senilai Rp 430.

Sebelumnya, anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), yakni PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) juga mengalami hal serupa. Harag saham emiten yang melantai di bursa pada 10 Oktober 2017 sempat turun ke level Rp 340 selang sehari pasca pembukaan. Harga IPO GMFI yakni Rp 400 per saham.


Aloysius Kiik Ro, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN mengatakan, hal tersebut sepenuhnya merupakan mekanisme pasar. "Kita harus lihat compare to index. Lihat secara keseluruhan," kata Aloysius usai pembukaan perdagangan di BEI, Jakarta, Jumat (24/11).

Menurutnya, sektor infrastruktur saat ini pun menurun. Jadi, tak heran akhirnya beberapa saham emiten konstruksi pelat merah juga ikut turun. Aloysius menambahkan, investor harus melihat secara jangka panjang.

"Coba lihat nanti tahun depan, sekarang orang melihat infrastruktur valuasinya agak turun, kalau soal pricing itu relatif. Ada yang bilang kemahalan, ada yang enggak. Buktinya toh itu laku. Ada juga yang melihat ini harganya pas," tambahnya.

Lanjut Alyosius, jika emiten tersebut sudah merealisasikan target sebagaimana yang ada dalam prospektus, maka bisa membuat saham tersebut menarik. Hal tersebut, memungkinkan juga untuk terjadi penambahan modal dari strategic partner lainnya guna melakukan ekspansi.

Untuk itu, meskipun pasar terlihat kurang bersemangat menyerap efek emiten BUMN, pemerintah tetap merealisasikan target IPO tahun ini. Dalam waktu dekat, BUMN akan mengantar PT Jasa Armada Indonesia untuk bisa melantai di BEI. Ini adalah perusahaan marine service yang berada di Tanjung Priok, Jakarta.

Aloysius menambahkan, untuk tahun depan, ada 12 perusahaan lainnya yang akan melakukan IPO. Sebelumnya dinyatakan 10 perusahaan, namun ada penambahan karena melihat ada perusahaan yang potensial. "Tapi kalau enggak siap, ya kita enggak menambahkan," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini