Saham IPO Mahkota Group Rp 200-Rp 250 per saham



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mahkota Group Tbk bersiap go public. Dalam penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) tersebut, produsen minyak sawit mentah (CPO) ini akan merilis 703,69 juta saham atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Mahkota Group menawarkan harga saham IPO di kisaran Rp 200 hingga Rp 250 per saham. Alhasil, perusahaan ini akan meraup dana berkisar Rp 140,74 miliar hingga Rp 175,92 miliar.

Mahkota Group akan menggunakan seluruh dana hasil IPO untuk mengembangkan industri hilir kelapa sawit dan memperkuat modal kerja entitas anak usaha. Perinciannya, sekitar 60% dana untuk pengembangan industri hilir melalui investasi. Adapun sisa 40% dana IPO untuk modal kerja entitas anak, yaitu PT Mutiara Unggul Lestari, PT Berlian Inti Mekar, dan PT Intan Sejati Andalan.


Pengembangan usaha meliputi pembangunan pabrik refinery dan kernel crushing plant yang berlokasi di Jalan Duri-Dumai Provinsi Riau. Fasilitas ini akan dibangun oleh Intan Sejati Andalan.

"Proyek ini membutuhkan waktu delapan bulan, terhitung tiga bulan sejak Mahkota Group menerima dana hasil IPO," kata Direktur Utama Mahkota Group Usli Sarsi, Jumat (22/6).

Mahkota Group berharap mampu menjalankan sistem pemurnian yang dapat menghasilkan turunan olein (minyak makan) dan sterin (bahan baku margarin dan oleochemical), sehingga bisa meningkatkan pendapatan.

Mahkota Group menjadwalkan masa penawaran umum IPO pada 3–9 Juli 2018. Adapun pencatatannya pada 12 Juli 2018. Manajemen menunjuk Panin Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi.

Per akhir Desember 2017, Mahkota Group memiliki total aset Rp 964,71 miliar, dengan total liabilitas Rp 550,19 miliar, dan total ekuitas Rp 414,51 miliar. Sepanjang tahun lalu, Mahkota Group mengantongi pendapatan Rp 1,76 triliun, menurun 4,86% year-on-year (yoy). Sedangkan laba bersihnya melorot 71,80% (yoy) menjadi Rp 12,39 miliar.

Tahun ini, Mahkota Group menargetkan pendapatan mencapai Rp 2 triliun dan laba bersih Rp 50 milliar.

Direktur Mahkota Group Fuad Halimoen mengatakan, penurunan kinerja 2017 akibat kebakaran hutan yang terjadi pada tahun sebelumnya, khususnya di wilayah Jambi dan Riau yang berdampak pada berkurangnya bahan baku tandan buah segar (TBS).

Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, saat ini harga CPO masih akan konsolidasi di tengah cuaca yang netral dan tingkat permintaan yang belum meningkat signifikan. "Untuk jangka pendek, prospek saham Mahkota Group seharusnya masih bagus. Kalau jangka panjang, kita harus melihat kinerjanya, ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie